Jakarta (ANTARA) - Ketika mendengar nama Louis Vuitton, yang langsung terbayang tentu saja adalah merek ternama asal Prancis yang mendunia. Louis Vuitton atau yang sering disebut LV, memang dikenal di seluruh dunia sebagai simbol kemewahan.
LV menawarkan berbagai produk mulai dari kacamata, pakaian, tas hingga aksesori lainnya. Brand ini juga identik dengan harga-harga yang tinggi dan eksklusif di seluruh dunia. Namun, di balik kesuksesan besar ini, ada seorang desainer yang memulai perjalanan kariernya dari usaha kecil.
Perjalanan awal Louis Vuitton
Merek ternama ini bermula Pada tahun 1837, Louis Vuitton yang saat itu berusia 16 tahun tiba di Paris setelah berjalan kaki dari desanya. Di kota besar ini, ia mulai belajar keterampilan pembuatan koper di bawah bimbingan Monsieur Maréchal. Kemampuan Louis Vuitton sebagai perajin cepat mendapat pengakuan di studio milik Monsieur Maréchal di Paris. Hal itu menjadi awal mula dari perjalanan kariernya di dunia kerajinan mewah.
Louis Vuitton memulai bisnis koper
Pada usia 33 tahun, Louis Vuitton memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan memulai bisnis koper sendiri. Ia membuka toko pertamanya di 4 Rue Neuve-des-Capucines, dekat Place Vendome, Paris. Usahanya menjadi perajin koper yang berkualitas berkembang sangat pesat dan pada tahun 1859, Louis Vuitton membuka studio di Asnieres, yang awalnya hanya mempekerjakan 20 orang.
Seiring berjalannya waktu, jumlah pekerja di studio tersebut terus bertambah hingga 225 orang pada tahun 1914 yang membuktikan keberhasilan bisnisnya. Keberhasilan ini memungkinkan Louis Vuitton untuk dikenal oleh berbagai kalangan elit, termasuk para bangsawan dan hingga saat itu bisnisnya terus berkembang secara luas.
Bisnis Louis Vuitton merambah ke dunia fesyen
Setelah Louis Vuitton meninggal pada tahun 1892, bisnisnya diteruskan oleh putranya yang bernama Georges Vuitton. Di bawah kepemimpinan Georges, merek Louis Vuitton mulai merambah ke dunia fesyen. Tidak lagi hanya menjual koper, merek ini mulai memperluas produknya dengan menciptakan produk-produk fesyen mulai dari tas, dompet hingga ikat pinggang. Namun pada masa itu, terjadi banyak pemalsuan terhadap produk-produk LV, sehingga untuk melindungi mereknya dari produk tiruan, Georges mematenkan logo Louis Vuitton pada tahun 1896, yang menjadi simbol ikonik merek itu hingga saat ini.
Saat ini, Louis Vuitton berada di bawah naungan konglomerat mode LVMH (Moët Hennessy Louis Vuitton), yang dimiliki oleh Bernard Arnault, salah satu orang terkaya di dunia dengan Pietro Beccari menjabat sebagai Chairman dan CEO Louis Vuitton. Posisi creative director untuk lini fesyen pria dipegang oleh Pharrell Williams, sementara lini fesyen wanita dipimpin oleh Nicolas Ghesquière, yang telah menjabat sejak 2013.
Hingga kini, Louis Vuitton tetap menjadi salah satu merek mewah paling terkenal di dunia, dengan produk yang dibanderol dengan harga premium. Merek ini telah membuka banyak gerai di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, membuktikan bahwa warisan dan kesuksesan Louis Vuitton masih bertahan hingga hari ini.
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024