Jakarta (ANTARA) -
Nama Pratikno mencuat sebagai salah satu kandidat kuat untuk menduduki posisi sebagai menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran. Pratikno yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), memiliki rekam jejak yang cukup mumpuni di bidang pemerintahan dan kebijakan publik.
 
Pratikno diundang ke kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, pada Senin (14/10). Dalam kesempatan tersebut, Prabowo memanggil 49 tokoh dan politisi, termasuk Pratikno, untuk menjadi calon menteri dalam kabinetnya periode 2024-2029.
 
Dalam isu yang beredar menyebutkan bahwa Pratikno akan menjabat sebagai Menko Pembangunan Manusia dan Kemanusiaan. Menanggapi isu tersebut, orang kepercayaan Presiden Jokowi ini bersikap santai dan enggan mengomentari posisi yang akan diambilnya di kabinet Prabowo.
 
Namun, Pratikno menyampaikan pesan dari Prabowo kepada awak media bahwa ia diminta untuk bergabung dalam kabinet guna menjaga soliditas di antara para menteri. Lalu, bagaimana profil dan perjalanan karier politik Pratikno? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
 
Rekam jejak Pratikno
 
Lahir pada 13 Februari 1962 di Bojonegoro, Jawa Timur, Pratikno menyelesaikan pendidikan sarjananya di bidang Ilmu Pemerintahan di Fisipol UGM pada tahun 1985. Ia kemudian melanjutkan studi dan meraih gelar magister dalam Administrasi Pembangunan dari Birmingham University, Inggris, pada tahun 1990.
 
Pada tahun 1997, Pratikno mendapatkan gelar Ph.D. dalam Ilmu Politik dari Flinders University, Australia. Pada tahun 2008, ia diangkat sebagai Profesor Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada. Dengan latar belakang tersebut, tidak mengherankan jika Pratikno kini menjabat di lembaga pemerintahan.
 
Kariernya sebagai pengajar dimulai di UGM pada tahun 1986. Sejak saat itu, ia telah menduduki beberapa posisi penting, di antaranya Wakil Dekan Bidang Akademik Fisipol UGM pada periode 2001-2004 dan Kepala Manajer Program Pascasarjana Politik Lokal dan Otonomi Daerah pada periode 2003-2008.
 
Pratikno juga pernah dipercaya sebagai Mitra Indonesia dalam kerja sama antara UGM dan National University of Singapore, serta beberapa universitas lainnya di Asia dan Australia, dari tahun 2001 hingga 2008. Setelah diangkat sebagai Profesor di UGM, ia langsung menjabat sebagai Dekan Fisipol UGM pada periode 2008-2012.
 
Sebelum menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara, Pratikno juga pernah menjabat sebagai Rektor UGM pada periode 2012 hingga 2014. Dalam masa jabatannya, ia berhasil melakukan banyak terobosan yang membawa UGM semakin dikenal di kancah internasional.
 
Kemudian, pada tahun 2014, Pratikno diangkat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UGM, jabatan yang akan diembannya hingga tahun 2026. Berbekal pengalaman di dunia akademis, ia kemudian dipercaya oleh Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sejak tahun 2014 hingga saat ini.
 
Tidak mengherankan jika Presiden terpilih Prabowo Subianto memilih Pratikno untuk mengisi posisi menteri dalam kabinetnya. Dengan pengalaman yang luas di dunia akademis dan saat ini menjabat sebagai Mensesneg, Pratikno disebut-sebut sebagai calon menteri terkuat dalam kabinet Prabowo-Gibran.
 
 
 

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024