London (ANTARA News) - Menteri Perminyakan Nigeria dan Presiden OPEC, Edmund Daukoru, telah menyerukan kepada negara negara anggota OPEC agar melaksanakan persetujuan untuk mengurangi produksi, menyusul anjloknya harga akhir-akhir ini, Financial Times melaporkan Senin. Dengan menyebutkan sebuah surat yang ditujukan kepada negara negara anggota OPEC, yang isinya disampaikan juga kepada surat kabar tersebut, Financial Times (FT) mengatakan bahwa Daukoru mendesak para menteri perminyakan OPEC agar melaksanakan bagiannya dari pengurangan produksi keseluruhan sebesar satu juta barel per hari. Surat kabar tersebut juga melaporkan bahwa sebuah komunike yang mengumumkan langkah tersebut, yang akan mengurangi produksi OPEC menjadi 27 juta barel per hari, diperkirakan akan dikeluarkan, Senin. Arab Saudi, Iran dan Venezuela mendesak agar diadakan suatu pertemuan di Wina, pekan depan untuk mensahkan persetujuan tersebut guna menunjukkan persatuan dari OPEC, tetapi FT melaporkan bahwa negara negara OPEC lainnya termasuk Nigeria berpendapat dikeluarkannya sebuah komunike juga sudah cukup memadai. Tetapi dengan mengkutip seorang pejabat OPEC yang tidak disebutkan namanya, surat kabar tersebut melaporkan bahwa sebuah pertemuan kemungkinan diadakan dengan tanggal 18-19 Oktober merupakan pilihan pada saat ini. Iran, produsen terbesar kedua OPEC, Minggu memberikan dukungannya di belakang langkah langkah oleh OPEC untuk mengadakan suatu pertemuan darurat untuk mengurangi produksi guna menghentikan penurunan harga minyak. "Iran mendukung setiap pengurangan produksi OPEC," kata Menteri Perminyakan Iran, Kazem Vaziri Hameneh dikutip mengatakan oleh kantor berita resmi negara itu, Irna. Organisasi yang beranggotakan 11 negara produsen minyak itu telah mempertahankan batas produksi 28 juta barel per hari sejak bulan Juni 2005. Suatu pengurangan produksi bertujuan untuk mendukung harga minyak di pasar dunia, yang telah anjlok sekitar 20 persen dalam beberapa pekan terakhir ini karena pasokan yang melimpah. Kontrak utama New York, harga minyak mentah ringan (light sweet crude) untuk pengiriman November ditutup menurun 27 sen Jumat menjadi 59,76 dolar AS per barel. Di London, harga Brent, minyak mentah dari Laut Utara untuk pengiriman November ditutup turun 17 sen menjadi 59,83 dolar per barel. (*)
Copyright © ANTARA 2006