Kritik dari legenda

Kritik terhadap Bronny semakin diperkuat oleh legenda NBA seperti Charles Barkley dan Magic Johnson. Barkley, dalam sebuah wawancara, menekankan bahwa Bronny menghadapi tekanan besar karena nama besar ayahnya.

“Ini tidak akan mudah karena dia memiliki beban tambahan akibat nama belakangnya. Akan ada banyak kecemburuan kecil dari orang-orang yang mengatakan, 'Kamu tidak pantas berada di NBA, kamu tidak sehebat beberapa pemain lain, kamu hanya masuk karena ayahmu,” kata Barkley.

Dia percaya bahwa Bronny saat ini menjadi sasaran kritik karena banyak yang merasa bahwa ia hanya berada di NBA berkat hubungan keluarga, bukan karena kemampuan yang telah ia buktikan di lapangan.

Barkley juga menambahkan bahwa Lakers harus berhati-hati dalam menangani Bronny, mengingat ia belum siap bermain di level tertinggi dan perlu diberikan waktu untuk berkembang.

Senada dengan Barkley, Magic Johnson juga menyarankan bahwa Bronny seharusnya bermain di G League untuk mengasah kemampuannya, alih-alih duduk di bangku cadangan Lakers tanpa waktu bermain yang cukup.

"Jika saya adalah Bronny, saya akan meminta ayah saya untuk membiarkan saya bermain di G League sepanjang musim agar saya bisa berkembang,” katanya.

Menurut Johnson, Bronny memiliki potensi, tetapi masih banyak yang harus ia tingkatkan sebelum bisa berkontribusi secara signifikan dalam pertandingan NBA.

Arsip foto - Bronny James #6 dari tim Barat berbicara dengan ayahnya, Lebron James dari Los Angeles Lakers saat laga McDonald's High School Boys All-American Game 2023 di Toyota Center di Houston, Texas, AS (28/3/2023). ANTARA/AFP/Getty Images/Alex Bierens de Haan/aa.
Baca juga: Bronny James teken kontrak empat tahun dengan Lakers

Dalam konteks ini, Bronny memang mendapatkan sorotan besar, namun tantangan yang ia hadapi di lapangan juga memperlihatkan bahwa ia belum berada di level yang sama dengan pemain NBA lainnya.

Dengan persentase tembakan yang rendah, jumlah turnover yang tinggi, dan kurangnya kontribusi dalam hal playmaking, banyak pihak yang menyarankan bahwa Bronny akan lebih baik jika menghabiskan sebagian besar musim di G League.

Meskipun ini mungkin terlihat sebagai kemunduran, Bronny tetap dianggap sebagai prospek yang memiliki potensi besar untuk masa depan, selama ia diberikan waktu untuk berkembang.

Meski demikian, perjalanan Bronny di NBA masih panjang, dan kesalahan yang ia buat selama pramusim dapat menjadi bagian dari proses pembelajaran.

Akan tetapi, ekspektasi yang tinggi, ditambah dengan performa yang masih jauh dari memuaskan, membuatnya belum siap untuk bersaing di NBA. Dengan terus belajar dan mendapatkan pengalaman di G League, Bronny berpotensi untuk mengasah kemampuan dan suatu saat nanti siap bersinar di liga ini.

Menarik untuk menunggu keputusan manajemen dan pelatih Los Angeles Lakers, apakah akan terus memainkan Bronny bersandingan dengan ayahnya, LeBron, sebagai catatan sejarah baru di NBA, atau membangku-cadangkannya demi kemenangan tim.

Baca juga: LeBron tak mau dipanggil "ayah" oleh Bronny selama di Lakers

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024