Kupang (ANTARA News) - Pengamat lahan pertanian tanaman pangan dari Universitas Nusa Cendana (Undana), Dr. I.W Mella, MSc. PhD mengatakan target pencetakan lahan pertanian baru seluas dua juta hektare dalam kurun waktu lima tahun, sulit tercapai.
"Alasannya, dari pengalaman selama ini, realisasi pencetakan lahan pertanian baru tidak pernah mencapai angka diatas 400.000 hektare/tahun," kata I.W Mella, di Kupang, Jumat, terkait visi misi capres/cawapres bidang pangan.
Dalam bidang pangan, pasangan capres/cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa antara lain berjanji akan mencetak dua juta hektare lahan pertanian baru dan riset pangan Rp10 triliun.
Sementara pasangan capres/cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla, antara lain membangun irigasi untuk tiga juta hektare sawah dan satu juta hektare lahan sawah baru di luar Pulau Jawa.
"Memang Indonesia membutuhkan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi pangan termasuk padi. Namun realisasi pencetakan sawah dua juta hektar dalam kurun waktu lima tahun memerlukan kerja keras, karena target ini mengharuskan pencetakan sawah rata-rata per tahunnya adalah 400.000 ha," katanya.
Menurut dia, untuk merealisasikan visi misi itu, tidak hanya kemauan politik (political will) tetapi juga korbanan politik (political sacrifice) sangat diharapkan.
Dia menjelaskan bahwa pengalaman selama ini, realisasi pencetakan sawah tidak pernah mencapai 400.000 ha per tahun dan tidak pernah mencapai target.
Misalnya, tahun 2011 target pencetakan sawah 62.100 ha dengan capaian 90 persen dan tahun 2012-2014 targetnya hanya 100.000 ha per tahun.
Data tahun 2014 menunjukkan target pencetakan sawah di 21 provinsi selama 2014 ini hanya 40.000 ha saja.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014