Siswa diajak bersama-sama membersihkan vandalisme karena sebagian besar pelaku vandalisme biasanya adalah pelajar.Yogyakarta (ANTARA News) - Sekitar 400 pelajar SMA/SMK negeri dan swasta di Kota Yogyakarta menggelar kegiatan pembersihan vandalisme di berbagai titik yang tersebar di 14 kecamatan di wilayah tersebut.
"Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Deklarasi Jogja Bersih Vandalisme pada pertengahan Mei," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Budhi Ashrori, di sela-sela pelepasan peserta di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, kegiatan pembersihan vandalisme tersebut merupakan bagian dari perwujudan pendidikan di Kota Yogyakarta yang berkualitas dan berkarakter.
Ratusan siswa tersebut berkumpul di Kompleks Balai Kota Yogyakarta sebelum dibagi dalam kelompok tertentu sesuai jumlah kecamatan yang ada di kota tersebut. Setiap kelompok difasilitasi peralatan untuk membersihkan vandalisme seperti cat dan kuas.
Sejumlah titik yang menjadi sasaran siswa dalam gerakan tersebut di antaranya Jalan Kenari, Jalan Tamansiswa, Jalan Kusumanegara, Jalan Hayam Wuruk, Jalan HOS Cokroaminoto, dan di simpang empat Wirobrajan.
Sementara itu, Perwakilan Forum Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Sudarmaji mengatakan, kegiatan pembersihan vandalisme tersebut merupakan pesan moral kepada siswa agar tidak melakukan aksi corat-coret yang mengotori keindahan kota.
"Siswa diajak bersama-sama membersihkan vandalisme karena sebagian besar pelaku vandalisme biasanya adalah pelajar. Kami berharap, mereka memiliki kesadaran untuk tidak melakukan hal tersebut di kemudian hari," katanya.
Ia menambahkan, kegiatan pembersihan vandalisme oleh siswa tidak hanya akan dilakukan sekali saja, tetapi akan diikuti dengan kegiatan rutin tiap dua pekan sekali. "Yang bisa dilakukan sejauh ini adalah menguranginya karena untuk membersihkan semua vandalisme yang ada akan sulit dilakukan," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang melepas secara resmi pelajar untuk membersihkan vandalisme menyampaikan terimakasihnya kepada pelajar yang mengikuti kegiatan itu.
"Harapannya, semangat seluruh siswa yang ikut membersihkan vandalisme ini menular ke siswa-siswa lainnya sehingga vandalisme tidak lagi terjadi dan Yogyakarta tetap indah dan bersih," katanya.
Ia menegaskan, kegiatan tersebut hanya membersihkan vandalisme dan tidak menyasar pada pembersihan "street art", grafiti dan mural. "Saya kira, siswa bisa mengerti, mana yang disebut vandalisme dan mana jenis seni lainnya," katanya.
(E013)
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014