“Militer profesional adalah tidak mempertanyakan kenapa saya harus bertugas seperti ini. Perwira profesional domain-nya adalah laksanakan, laksanakan, laksanakan!”

Jakarta (ANTARA) - Duta Besar (Dubes) RI untuk Filipina Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo memberikan pembekalan mengenai tentara yang profesional kepada para taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) peserta latihan praktik Kartika Jala Krida (KJK) 2024 KRI Bima Suci di Manila, Filipina, Selasa.

KRI Bima Suci, yang mengangkut 98 pengawak KRI dan 95 taruna AAL serta staf latihan, sandar di Manila, Selasa, setelah berlayar sejak Agustus 2024 dari Jakarta ke Sihanoukville (Kamboja), Hai Phong (Vietnam), Shanghai (China), Busan (Korea Selatan), Vladivostok (Rusia), dan Yokosuka (Jepang).

Dalam ruang kelas di KRI Bima Suci, Dubes Agus Widjojo memberikan pembekalan selama 1,5 jam kepada para calon perwira TNI Angkatan Laut itu, yang juga dihadiri oleh Panglima Komando Armada III Laksamana Muda TNI Hersan, Atase Pertahanan RI untuk Filipina Kolonel Laut (T) Bambang Wijonarko, Komandan KRI Bima Suci Letkol Laut (P) Hastaria Dwi Prakoso, dan Perwira Pelaksana Latihan Satuan Tugas KJK 2024 Mayor Laut (P) Hanafi.

“Militer profesional adalah tidak mempertanyakan kenapa saya harus bertugas seperti ini. Perwira profesional domain-nya adalah laksanakan, laksanakan, laksanakan!” kata Dubes RI itu ke para taruna AAL sebagaimana dikutip dari siaran resmi KBRI Manila yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Dia melanjutkan seorang prajurit yang profesional juga tidak akan berupaya memengaruhi keputusan politik, karena tugas prajurit ialah melaksanakan perintah.

Agus juga menyitir penggalan puisi penyair Inggris Alfred Tennyson yang berjudul “The Charge of the Light Brigade”. Jika diterjemahkan, penggalan puisi itu berbunyi: “Jangan tanyakan kenapa saya harus bertugas. Jangan tanyakan kenapa tugas ini harus saya lakukan. Tetapi, laksanakan atau mati dalam melaksanakan tugas”.

Dari penggalan itu, Dubes Agus berpesan loyalitas merupakan keharusan bagi para prajurit. “Pegang kehormatan militer untuk siap melaksanakan tugas apapun yang diberikan kepadanya,” kata Dubes Agus.

Dia melanjutkan kehormatan prajurit itu hanya satu, yaitu dia dimakamkan di bawah bendera Merah Putih. “Jangan mengejar kehormatan yang di luar domain kehormatan militer,” ujar dia.

Dalam acara pembekalan yang sama, Dubes Agus juga mengingatkan pentingnya menjaga disiplin dan memahami hirearki dalam tugas.

“Seorang perwira harus memiliki disiplin yang tinggi, memahami hirearki organisasi, dan menjunjung tinggi kehormatan militer,” kata Agus Widjojo.

Di Manila, kapal latih layar tiang tinggi KRI Bima Suci dijadwalkan sandar sampai 18 Oktober di Manila. Para taruna AAL yang tergabung dalam misi pelayaran itu dijadwalkan bakal ikut memeriahkan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik RI-Filipina dengan menggelar kirab budaya di pusat kota Makati pada Rabu (16/10). Dalam kirab itu, taruna AAL bakal menampilkan pertunjukan atraksi drum band dan pakaian adat khas berbagai daerah di Indonesia ke masyarakat Filipina.

“KRI Bima Suci berperan penting dalam mendukung misi diplomatik Indonesia karena dikenal sebagai Duta Besar Muhibah dan mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional. Dengan demikian, (KRI Bima Suci) menjadi alat strategis mempererat persahabatan Indonesia dengan negara lain,” kata Dubes Agus Widjojo.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024