Selain menghemat biaya operasi, modifikasi desain ini juga mempercepat proses pemboran.
Pekanbaru (ANTARA) - EVP Upstream Business Pertamina Hulu Rokan (PHR) Andre Wijanarko mengatakan PHR mengoptimalkan pemboran di lapangan minyak Bangko hemat biaya operasi hingga Rp54 miliar dengan menggunakan metode intermediateless.
"Metode intermediateless ini sebuah bentuk inisiatif berupa digitalisasi peta area sumur serta rekayasa desain casing 2 string pada 8 pemboran di lapangan," kata Andre dalam rilisnya, di Pekanbaru, Riau, Selasa.
Menurut Andre, metode yang mampu menghemat biaya operasi hingga Rp54 miliar itu dengan proyeksi rencana pemboran hingga 57 sumur pada akhir 2024, atau PHR berpotensi menghemat hingga Rp414 miliar nanti.
Ia menjelaskan, metode ini cocok digunakan terkait karakteristik lapisan bawah permukaan Lapangan Bangko unik dan menantang ditandai banyak kantong gas yang merupakan bagian dari lapisan gas petani.
"Para perwira PHR melakukan pemetaan yang cermat dalam menentukan titik pemboran sumur produksi minyak tersebut. Melalui digitalisasi pemetaan seluruh sumur eksisting, lokasi area pengeboran untuk sumur-sumur target yang berada di luar area penyebaran gas (hazard) dapat segera diketahui," katanya.
Selanjutnya tim melakukan perubahan desain casing pemboran untuk calon sumur-sumur dari yang sebelumnya terdiri dari 3 string menjadi 2 string, dengan tetap mengedepankan faktor-faktor keselamatan.
Selain menghemat biaya operasi, katanya lagi, modifikasi desain ini juga mempercepat proses pemboran.
Tim Asset Development (AD) North menjelaskan bahwa tim melakukan digitalisasi seluruh data sumur di Lapangan Bangko secara komprehensif, termasuk sebaran kantong gas petani di Lapangan Bangko.
"Dengan metode ini, tim AD dapat mempersingkat waktu pemilahan calon sumur yang akan dieksekusi. Dari yang sebelumnya perlu berhari-hari menjadi dalam hitungan menit saja. Penting menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk mendorong para perwira terus berinovasi," kata Andre lagi.
Berdasarkan data PHR setelah lebih dari setengah abad berproduksi, Lapangan Bangko sebagai salah satu lapangan minyak produktif di Wilayah Kerja (WK) Rokan telah memberikan kontribusi besar terhadap produksi minyak nasional.
Produksi minyak fase primer dari lapisan high quality reservoir lapangan ini mencapai puncaknya pada 1972 sebesar 141 ribu barel. Seiring dengan penurunan tekanan di reservoir, produksi Bangko secara alamiah terus menurun.
Pasca alih kelola WK Rokan pada Agustus 2021, PHR mulai fokus mengeksploitasi cadangan lain dari dari lapangan ini, yaitu dari reservoir Telisa. Lapisan Telisa diketahui memiliki potensi cadangan minyak yang cukup signifikan, namun dengan tingkat recovery yang baru 2 persen saja.
Baca juga: PHR tingkatkan produksi 2.000 barel per hari dari lapangan tua
Baca juga: PHR efisiensi biaya pemboran Rp248 miliar dengan "cluster drilling"
Pewarta: Frislidia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024