Untuk ahli waris, yang meninggal itu senilai Rp15 juta per ahli waris. Sementara yang luka berat itu senilai Rp5 juta
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan santunan kepada ahli waris dan korban luka-luka akibat bencana banjir bandang di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.
Dalam rilis yang disiarkan oleh pihaknya di Jakarta pada Selasa, Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos Masryani Mansyur mengatakan, Kemensos telah melakukan asesmen kepada petani yang meninggal dunia akibat terseret arus banjir bandang di Aceh Tenggara, Senin (14/10).
“Untuk ahli waris, yang meninggal itu senilai Rp15 juta per ahli waris. Sementara yang luka berat itu senilai Rp5 juta,” kata Masryani.
Selain itu, pihaknya juga telah menyalurkan bantuan logistik bagi masyarakat terdampak banjir. Bantuan yang diserahkan melalui Dinas Sosial Aceh Tenggara itu terdiri atas 200 paket sandang anak, 200 paket sandang dewasa, 200 paket family kit, dan 149 paket kidswear.
Kemensos memberikan pula bantuan berupa 150 lembar kasur, 200 lembar tenda gulung, 10 unit tenda keluarga portable, satu unit tenda serbaguna, serta 50 lembar selimut. Total bantuan ialah senilai Rp519 juta.
Sebagai bentuk dukungan tambahan, Kemensos bekerja sama dengan Dinas Sosial setempat juga telah membuka dapur umum di Desa Lawe Hijo, Kecamatan Bambel sejak Senin (14/10).
Dapur umum ini telah menyediakan 6.566 bungkus makanan per hari untuk tiga kecamatan, dengan rincian 3.283 bungkus untuk makan siang dan 3.283 bungkus untuk makan malam.
Ia mengatakan, Kemensos akan terus memantau perkembangan kejadian bencana di Aceh Tenggara, terutama untuk kelompok rentan.
“Jika diperlukan kami akan memberikan penguatan kepada warga yang terdampak seperti Layanan Dukungan Sosial -LDP- dan bila mana ada kelompok rentan yang terdampak dari bencana di Aceh Tenggara, kami dari Komensos juga akan memberikan bantuan dari ATENSI,” imbuh Masryani.
Bantuan ATENSI diberikan kepada kelompok rentan, seperti anak, penyandang disabilitas, dan lansia, sesuai dengan asesmen kebutuhan yang dilakukan oleh pekerja sosial.
Sementara itu, pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara telah menetapkan status darurat bencana banjir selama 14 hari, mulai dari 11 hingga 24 Oktober 2024. Banjir di Aceh Tenggara semakin meluas dengan tercatatnya 82 desa di 13 kecamatan terendam banjir akibat luapan sungai dan jebolnya sejumlah tanggul.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024