... hampir 50 persen penduduk kota Indonesia merasa kotanya tidak nyaman dihuni... "
Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) mengungkapkan, kota-kota besar di Indonesia dalam lima tahun terakhir relatif nyaman dihuni, sehingga harus ditangani multidimensi dengan pendekatan manajemen pembangunan kota inovatif.

"Data tentang itu akan disampaikan dalam pertemuan pemangku kepentingan kota dunia, Kongres Dunia ke-24 tentang Kota-Kota Dunia, di Jakarta," kata Ketua Umum IAP, Bernardus Djonoputro, kepada pers, di Jakarta, Kamis.

Pada kesempatan itu 50 walikota dan pemimpin daerah Asia Pasifik dan nusantara akan hadir dalam Kaukus Walikota, akan menghasilkan pandangan dan posisi para walikota dalam tata kelola kota-kota menuju kota nyaman dan cerdas serta berketahanan.

"Hal-hal terkait kenyamanan dan ketersediaan satu kota di Indonesia itu terangkum dalam Most Livable City Index (MLCI) dan data 2009 dan 2011, yakni hampir 50 persen penduduk kota Indonesia merasa kotanya tidak nyaman dihuni," kata dia.


"Tidak berubah banyak dalam lima tahun terakhir. MLCI pada 2014 akan melihat kembali kondisi ini dan diharapkan menjadi referensi bagi para walikota dalam menyusun prioritas programnya ke depan," katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak, mengatakan, dengan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah kongres dunia itu bisa dimanfaatkan secara baik dalam menjawab isu-isu perkotaan.


Di antaranya, isu pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, pemanfaatan energi yang semakin meningkat, sehingga menyebabkan daya saing perkotaan tersebut menurun.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014