Sebanyak 27.200 pelaku pariwisata dan 54.302 pelaku ekonomi kreatif telah mendapatkan pelatihan kompetensi. Sementara sebanyak 63.412 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif telah diberikan fasilitasi sertifikasi
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan, pelatihan, sertifikasi, serta pemberdayaan merupakan salah satu program unggulan yang berkolaborasi dengan berbagai pihak yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan kompetensi dan daya saing sumber daya manusia (SDM) sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya di Jakarta, Selasa, mengungkapkan, pihaknya sepanjang 2020 hingga 2024 berkolaborasi dengan berbagai stakeholder mengembangkan berbagai program untuk mewujudkan SDM pariwisata dan ekonomi kreatif yang unggul dan berdaya saing.

"Sebanyak 27.200 pelaku pariwisata dan 54.302 pelaku ekonomi kreatif telah mendapatkan pelatihan kompetensi. Sementara sebanyak 63.412 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif telah diberikan fasilitasi sertifikasi," kata Nia.

Untuk mengukur dampak dari program pelatihan dan sertifikasi tersebut, Kemenparekraf melalui Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan bekerja sama dengan Poltekpar NHI Bandung melakukan survei dampak terhadap program strategis yang dilakukan ini.

Adapun survei dilakukan terhadap 1.143 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dari 34 provinsi dengan responden paling banyak adalah generasi milenial yaitu sebesar 57,7 persen.

Hasilnya, program pelatihan dan sertifikasi SDM di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif telah memberikan dampak positif terutama dalam meningkatkan pendapatan, peluang kerja baru, dan pengembangan karier.

Adapun rinciannya, hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki masa kerja lebih dari lima tahun, yakni sebesar 64,5 persen untuk di sektor pariwisata dan 49,6 persen di sektor ekonomi kreatif. Angka ini, ujar Nia, menandakan stabilitas yang tinggi di sektor parekraf dengan tenaga kerja yang berpengalaman dan mapan di bidangnya.

Sementara untuk presentasi masa kerja antara satu sampai tiga tahun juga cukup tinggi baik di sektor pariwisata juga ekonomi kreatif yakni masing-masing di atas 20 persen.

Pelatihan terhadap SDM parekraf, Kemenparekraf telah memberikan berbagai dampak terhadap kenaikan pendapatan, kesempatan mendapatkan pekerjaan baru, peningkatan pengetahuan, kenaikan jabatan, memperluas relasi, dan pengakuan.

Sebanyak 60,3 persen responden menyatakan mengalami peningkatan pendapatan sedangkan 52,8 persen mengalami peningkatan karier. "Persentase kenaikan pendapatan terbesar adalah 15 sampai 20 persen," ujarnya pula.

Dari hasil survei yang dilakukan juga didapat data bahwa indeks kesesuaian pelatihan mencapai 4,16 (nilai indeks 5) yang mencerminkan relevansi program pelatihan terhadap kebutuhan industri serta indeks keberhasilan sebesar 3,80 yang menunjukkan bahwa pelatihan telah memberikan dampak yang cukup baik dalam meningkatkan kompetensi peserta.

"Survei ini juga menjangkau 36,2 persen SDM yang belum pernah mengikuti pelatihan untuk mengetahui harapan mereka terhadap bidang pelatihan yang diminati. Selain pelatihan usaha perhotelan atau akomodasi dan pemahaman daya tarik atau destinasi wisata, bidang pelatihan pemasaran, wirausaha, desain dan konten kreator juga memiliki peminat yang besar," katanya.

Baca juga: Pemerintah hadirkan pengembangan SDM parekraf lewat sertifikasi
Baca juga: Pemerintah ungkap SDM jadi kunci memajukan sektor parekraf nasional
Baca juga: Kemenparekraf perkuat SDM parekraf lewat bimtek dan pelatihan

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024