Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia September 2024 mencapai 18,82 miliar dolar AS atau turun 8,91 persen dibandingkan bulan sebelumnya Agustus 2024.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan hal ini disebabkan oleh turunnya impor migas menjadi 2,53 miliar dolar AS (4,53 persen) dan non migas juga turun menjadi 16,30 miliar dolar AS (9,55 persen).

"Penurunan impor migas disebabkan oleh berkurangnya impor hasil minyak 163,4 juta dolar AS (8,41 persen), sementara impor minyak mentah naik 43,5 juta dolar AS (6,16 persen)," ujar Amalia di Jakarta, Selasa.

Dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, kata Amalia, nilai impor Januari-September 2024 mengalami peningkatan 6,34 miliar dolar AS (3,86 persen).

Peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya impor migas senilai 979,4 juta dolar AS (3,80 persen) dan non migas senilai 5,37 miliar dolar AS. Kenaikan ini dipicu oleh bertambahnya impor hasil minyak 1,35 miliar dolar AS (7,69 persen), walaupun impor minyak mentah turun 377,6 ribu dolar AS (4,65 persen).

Dari sepuluh golongan barang utama non migas, hanya dua golongan barang yang mengalami peningkatan nilai impor, yaitu instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis 33,5 juta dolar AS (9,21 persen) serta berbagai produk kimia 14,6 juta dolar AS (4,19 persen).

Namun demikian, nilai impor delapan golongan barang non migas utama lainnya mengalami penurunan.

Golongan mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya merupakan golongan barang non migas utama dengan penurunan terbesar senilai 342,1 juta dolar AS atau 14,48 persen, sementara penurunan terkecil adalah golongan mesin/peralatan mekanis dan bagiannya 5,9 juta dolar AS (0,20 persen).

Selama Januari-September 2024, nilai impor sepuluh golongan barang utama naik 3,87 miliar dolar AS atau 4,69 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dilihat dari peranannya, sepuluh golongan barang tersebut memberikan kontribusi 60,09 persen terhadap total impor nonmigas Indonesia Januari-September 2024.

Tiga negara pemasok barang impor non migas terbesar selama Januari-September 2024 adalah Tiongkok 51,38 miliar dolar AS (35,65 persen), Jepang 10,53 miliar dolar AS (7,31 persen), dan Australia 7,32 miliar dolar AS (5,08 persen).

Impor non migas dari ASEAN 25,67 miliar dolar AS (17,81 persen) dan Uni Eropa 9,43 miliar dolar AS (6,54 persen).

Baca juga: Bahlil ungkap upaya menekan biaya impor energi Rp500 triliun
Baca juga: Menperin sebut tren deflasi dipengaruhi banyaknya barang impor
Baca juga: Dubes AS untuk RI bertemu Mendag Zulhas bahas aturan baru impor ekspor

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024