Zang kemudian menempatkan Prajurit Terakota sesuai dengan formasi militer. Barisan depan adalah "regu kematian" yang tidak memakai baju besi namun gesit bergerak.

Di bagian sayap terluas adalah pasukan pelopor yang berjaga-jaga terhadap musuh yang datang dari berbagai sudut.

Lapis berikutnya adalah unit garnisun yang gabungan pemanah yang dapat menembak dari kejauhan, pasukan kavaleri yang bisa menyerang dengan cepat, maupun kusir yang bisa mengendalikan kuda-kuda agar bergegas menerobos serangan musuh. Semua saling melengkapi.

Lapisan ketiga terdiri atas para jenderal selaku komandan garnisun yang dijaga oleh prajurit pemegang senjata tembaga maupun pendoa yang melantunkan doa pengorbanan perang. Sementara lapisan lainnya adalah layanan hiburan keluarga kerajaan seperti penghibur opera, akrobatik, maupun unggas untuk menyediakan pertunjukan bagi Kaisar Qin.

Masing-masing prajurit juga dilengkapi dengan sekitar 40.000 senjata dari perunggu berupa mata panah, pedang, tombak, kapal belati, hingga busur.
Pengunjung di lubang pertama Museum Mausoleum Kaisar Qinshihuang di Kota Xi'an, Provinsi Shaanxi, China pada Minggu (13/10/2024). ANTARA/Desca Lidya Natalia

Mausoleum Kaisar Qin

Ketika digali setelah bersembunyi di bawah tanah sekitar 2.000 tahun, lapisan cat dan pernis Prajurit Terakota sudah mulai hilang karena oksidasi maupun korosi. Selain itu, patung juga mulai retak, melengkung, dan jatuh. Terdapat tiga lubang (pit) besar di lokasi penemuan.

Para arkeolog, pertama-tama membersihkan patung dari kotoran di permukaan dengan cairan khusus yang dipakai untuk melindungi lukisan.

Saat menggali, para arkeolog juga menemukan hampir semua struktur kayu di lubang 1 dan 2 terbakar. Lubang-lubang itu runtuh setelah dibakar sehingga patung-patung di dalamnya ada yang hancur. Apakah kebakaran terjadi alamiah atau dilakukan pihak tertentu, masih menjadi misteri.

Para arkeolog juga berupaya memasangkan kembali ribuan fragmen yang telah terpisah untuk kembali ke badan aslinya agar dapat terlahir kembali.

Para prajurit yang "lahir kembali" itu sekarang berada di Museum Mausoleum Kaisar Qin Shi Huang dengan luas total 20.000 meter persegi.
Patung prajurit terakota kelas menengah dan kuda perang di lubang pertama Museum Mausoleum Kaisar Qinshihuang di Kota Xi'an, Provinsi Shaanxi, China pada Minggu (13/10/2024). ANTARA/Desca Lidya Natalia

Lubang pertama seluas 14.260 meter persegi yaitu rumah untuk sekitar 6.000 Prajurit Terakota beserta kereta tempur, kuda, maupun pasukan lainnya. Lubang tersebut memiliki panjang 230 meter dari timur ke barat, lebar 62 meter dari utara ke selatan dan kedalaman 4,5 - 6,5 meter dari permukaan.

Lubang kedua, ditemukan pada April 1976 berisi sekitar 1.300 patung dan lubang ketiga menyimpan 72 patung. Para arkeolog memperkirakan total ada 8.000 patung, namun baru ada sekitar 2.300 patung yang digali dan dipamerkan ke publik.

"Pada hari kerja, pengunjung dapat melihat para arkeolog bekerja, tapi karena hari ini adalah akhir pekan, jadi tidak ada aktivitas arkeolog," kata pemandu wisata.

Mausoleum sendiri berjarak sekitar 1,5 kilometer dari makam Kaisar Qin yang dibangun di tanah yang dinaikkan hingga lebih dari 50 meter agar jiwanya dapat naik dan bepergian, sementara di bawah tanah juga ada ruang sedalam 30 meter.

"Tidak ada yang istimewa di makan Kaisar Qin, lagi pula untuk datang ke sana harus menaiki bukit lebih dulu," tambah pemandu.

Menurut data Mausoleum, setidaknya sudah 120 juta orang sejak 1979--2020 yang mengunjungi para Prajurit Terakota.

Prajurit-prajurit itu bergeming saat ribuan mata memandang kepada mereka, seolah punya keyakinan bahwa kehadiran mereka dapat memberikan keamanan dan kedamaian seperti halnya arti nama Kota Xi'an pada masa kuno, yaitu Chang'an yang berarti perdamaian abadi.

Editor: Achmad Zaenal M
 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024