Zamboanga, Filipina (ANTARA News) - Isteri tersangka ahli bom Jemaah Islamiyah (JI) Dulmatin yang ditahan mengemukakan kepada pemeriksa bahwa kelompok itu telah mentargetkan Filipina karena dukungannya pada AS bagi "perang teror", kata seorang jurubicara militer, Sabtu. "Ia mengaku mereka tinggal di sini, Filipina karena adalah salah satu negara pertama yang mendukung imbauan AS menyusul serangan-serangan 11 September 2001," kata Mayor Eugene Batara seperti dikutip AFP. Militer masih memeriksa isteri Dulmatin, Istiada J.Oemar Sovie warga Indonesia, menyusul penangkapannya di pulau terpencil Jolo, Filipina selatan 7 Oktober, kata Batara. Ia juga mengungkapkan bahwa suaminya, Dulmatin dan ahli bom JI lainnya Omar Patek, masih bersembunyi di Jolo. Mereka dilindungi Abu Sayyaf, satu kelompok gerilyawan Muslim yang juga punya hubungan dengan jaringan Al Qaeda. Dulmatin dan Patek terlibat dalam peledakan-peledakan bom di klub-klub malam di Bali yang menewaskan lebih dari 200 orang, sebagian basar warga Australia. Wanita itu, juga dikenal dengan mana Amenah Toha, mengatakan ia bukan anggota JI tapi mengaku bertindak sebagai kurir untuk kelompok itu, tambah Batara. Ia ditahan atas tuduhan pelanggaran keimigrasian karena memasuki Filipin secara ilegal tahun 2003. Dulmatin dan Patek, yang kepalanya dihargai 11 juta dolar oleh pemerintah AS bagi siapa yang dapat menangkap mereka, adalah sasaran operasi militer militer yang melibatkan 5.000 tentara yang didukung personil intelijen AS. Filipina adalah salah satu dari negara-negara Asia pertama menyatakan dukungan bag "perang teror" yang dipimpin AS setelah serangan 11 September dan AS telah memberikan bantuan pelatihan untuk mengejar gerilyawan Abu Sayyaf di negara ini.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006