Ada sinergi antara pelestarian lingkungan, spiritualitas, dan pemberdayaan ekonomi. Ekowisata dapat menjadi jembatan yang menghubungkan nilai-nilai religius dengan tindakan pelestarian lingkungan
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Riset Agama dan Kepercayaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Warnis mengungkapkan ekowisata di Kampung Cireundeu, Cimahi, Jawa Barat (Jabar), tidak hanya meningkatkan ekonomi kaum perempuan setempat, namun juga keimanan mereka yang berkeyakinan Sunda Wiwitan.

"Ada sinergi antara pelestarian lingkungan, spiritualitas, dan pemberdayaan ekonomi. Ekowisata dapat menjadi jembatan yang menghubungkan nilai-nilai religius dengan tindakan pelestarian lingkungan," kata Warnis dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Warnis mengatakan terdapat banyak kaum perempuan yang berkecimpung kegiatan ekowisata di Kampung Cireundeu, yang berperan di bidang pengelolaan pondok wisata (homestay), jasa pemandu wisata, hingga menjadi penghubung antara wisatawan dan masyarakat lokal, memberikan informasi tentang tradisi dan praktik lingkungan yang berkelanjutan.

Baca juga: Masyarakat Sunda Wiwitan patungan beli tanah leluhur

Selanjutnya para perempuan juga berperan dalam pengelolaan singkong menjadi makanan tradisional, yang pada mulanya hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat yang memiliki keyakinan untuk tidak mengonsumsi nasi, namun perlahan menjadi komoditas yang bernilai ekonomis.

Karena peran yang besar tersebut, lanjut Warnis, maka kegiatan ekowisata yang sering kali disertai dengan ritual tradisional menciptakan berbagai pengalaman spiritual bagi perempuan yang terlibat di dalamnya.

"Misalnya dalam satu kegiatan penanaman pohon, para perempuan bersama-sama melaksanakan doa sebagai bentuk penghormatan terhadap alam. Ini menciptakan rasa syukur dan koneksi yang lebih mendalam antara mereka dan lingkungan," ujarnya.

Baca juga: Warga "kampung singkong" Cireundeu tak butuh nasi

Menurut Warnis, keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekowisata memberikan mereka kesempatan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam tradisi Sunda Wiwitan, sehingga menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan alam, sekaligus memperkuat identitas dan memperkaya budaya lokal, dan memberdayakan diri tanpa terganggu faktor eksternal, seperti hadirnya wisatawan dari luar kampung.

Oleh karena itu ia menilai model pengembangan ekowisata yang inklusif dan berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa potensi perempuan, peningkatan keyakinan, dan keberlanjutan lingkungan dapat tercapai secara sinergis.

"Kegiatan ekowisata di Kampung Cireundeu tidak hanya berfungsi sebagai sarana pelestarian lingkungan, tetapi juga sebagai jalur penting untuk memperdalam spiritualitas dan memberdayakan ekonomi perempuan," tutur Warnis.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024