Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, kini menjadi pusat perhatian dalam dunia politik.

Dapat diketahui sebelumnya, sebanyak 49 tokoh dipanggil untuk mengunjungi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, pada Senin (14/10), dan nama Bahlil Lahadalia mencuat sebagai calon potensial untuk menjadi menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran.

Setelah bertemu dengan Prabowo, Bahlil menyatakan kesiapan untuk ditunjuk sebagai menteri dalam posisi apapun. Namun, ia berharap bisa mengisi posisi yang sesuai dengan keahlian dan pengalamannya selama ini.

Sebelumnya, Bahlil pernah menjabat sebagai Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kini, ia menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca juga: Bahlil beri sinyal posisi menteri yang dia tempati di kabinet Prabowo
Baca juga: Prabowo undang 49 tokoh ke rumahnya


Lalu, bagaimana profil Bahlil Lahadalia dan perjalanan karier politiknya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.


Profil dan perjalanan karier politik Bahlil Lahadalia

Bahlil bukanlah sosok baru di pemerintahan. Lahir di Banda, Maluku, pada 7 Agustus 1976, ia telah menorehkan karier cemerlang, terutama di sektor ekonomi. Sebelum menjabat sebagai Menteri ESDM, Bahlil dikenal luas sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak 2019.

Bahlil merupakan anak dari seorang ayah yang bekerja sebagai kuli bangunan dan ibu sebagai tukang cuci. Keterbatasan tersebut membentuknya menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh.

Saat masih di sekolah dasar, ia membantu perekonomian keluarga dengan menjajakan kue. Di tingkat SMP, ia sempat menjadi kondektur, dan saat di SMA, ia bekerja sebagai sopir angkot paruh waktu.

Dengan semangat yang tinggi, Bahlil berhasil mendaftar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua. Kemudian, dia menempuh S2 di Universitas Cendrawasih dan S3 di Universitas Indonesia.

Selama kuliah, ia aktif dalam organisasi, menjadi pengurus senat mahasiswa, dan bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), di mana ia menjabat sebagai Bendahara Umum PB HMI.

Tak hanya sampai disitu, pada 2003, Bahlil bergabung dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di tingkat kabupaten, provinsi, hingga pusat.

Setelah mendapatkan pengalaman organisasi dan memiliki pekerjaan bergaji tinggi, ia memutuskan untuk keluar dan mendirikan perusahaannya sendiri, yang menjadi awal kesuksesannya.

Melihat potensi sumber daya alam yang melimpah di Papua, Bahlil memanfaatkannya untuk membuka usaha. Saat ini, ia memiliki 10 perusahaan di berbagai sektor di bawah PT Rifa Capital sebagai holding company.

Pada tahun 2015, kariernya semakin berkembang ketika ia terpilih sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk periode 2015-2018 dalam Munas HIPMI.

Dalam karier politiknya, Bahlil pernah menjadi anggota Partai Golkar, namun ia mengundurkan diri pada tahun 2009. Ia kembali bergabung dengan Golkar pada 2024.

Bahlil pernah menjabat sebagai Menteri Investasi Indonesia mulai 28 April 2021. Ia kemudian dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 19 Agustus 2024 dan sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada 21 Agustus 2024.

Tak hanya sampai disitu, namanya kembali menjadi sorotan setelah bertemu dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Ia dikabarkan akan kembali masuk ke dalam kabinet Prabowo-Gibran sebagai calon menteri pada era pemerintahan tersebut.

Baca juga: Profil Abdul Kadir Karding, calon Menteri BP2MI di kabinet Prabowo
Baca juga: Prabowo minta Airlangga jaga situasi perekonomian bangsa

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024