Dari beberapa komoditi ini, kopi dan kelapa mendapat prioritas untuk diekspor ke Mesir karena tarif biaya masuknya 0 persen dan jelas dampaknya sangat menguntungkan Indonesia,
Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menerima kunjungan Duta Besar RI untuk Republik Arab Mesir Lutfi Rauf guna membahas peluang kerja sama dagang komoditas ekspor unggulan Sulawesi Tengah.
 
 
"Kami sangat mengapresiasi kunjungan Dubes Lutfi Rauf ke Sulawesi Tengah guna mendekatkan hubungan bilateral dua negara dalam peta perdagangan global dan investasi," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sulteng Rudi Dewanto dalam keterangannya diterima di Palu, Selasa.
 
Ia mengatakan, kunjungan ini untuk memperluas peluang investasi dan kerja sama dagang, khususnya komoditas ekspor unggulan Indonesia dari Sulawesi Tengah ke Republik Arab Mesir.
 
Menurut dia, pertemuan ini menjadi kesempatan yang tepat untuk menyampaikan potensi Sulawesi Tengah, yang dapat diserap oleh Pemerintah Mesir.
 
Ia mengemukakan bahwa Sulawesi Tengah kaya akan komoditi potensial yang dapat dilirik Pemerintah Mesir, seperti kelapa, kopi, karet, durian, kemiri, vanili, cengkeh, sarang walet, ikan beku, udang vaname, kepiting, kerang dan gas alam.
 
"Dari beberapa komoditi ini, kopi dan kelapa mendapat prioritas untuk diekspor ke Mesir karena tarif biaya masuknya 0 persen dan jelas dampaknya sangat menguntungkan Indonesia," ujarnya.
 
Selain itu, kata dia, pertemuan tersebut juga membahas beberapa hal seperti registrasi, transaksi, restriksi produk dan konsistensi produk ekspor ke Mesir.
 
Rudi mengharapkan kunjungan Dubes RI untuk Republik Arab Mesir ini tidak hanya menjalin silaturahmi, tetapi juga menghasilkan langkah konkrit bagi kemajuan bersama.
 
Sementara itu, Dubes RI untuk Republik Arab Mesir Lutfi Rauf menyebut bahwa hubungan dagang antara Indonesia dan Mesir selama ini terjalin dengan sangat baik.
 
Menurut dia, ada dua faktor yang mempengaruhi hal ini, yakni karena Mesir adalah negara di Benua Afrika yang langsung mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), usai diproklamirkan Soekarno Hatta.
 
Kemudian, mayoritas penduduk Indonesia dan Mesir adalah pemeluk agama Islam. Sehingga, kata dia, pelaku usaha merasa nyaman karena kedekatan historis dan keyakinan yang sama.
 
"Volume perdagangan Indonesia ke Mesir kian meningkat, terutama sejak masa pandemi. Biji kopi robusta adalah komoditi yang paling laris manis dan sangat diminati sedangkan Indonesia banyak mengimpor kurma dari Mesir," ujarnya.
 
Ia juga mengharapkan pertemuan ini menjadi momentum penguatan kerja sama ekonomi kedua negara termasuk mewujudkan Free Trade Agreement (FTA)/Perjanjian Perdagangan Bebas yang menguntungkan kedua negara Muslim terbesar.

Berdasar data, perdagangan Indonesia dengan Mesir kembali tercatat surplus sebesar USD 1,17 miliar pada Desember 2023. Jumlah tersebut naik 6,15 persen dari periode yang sama pada 2022 yang hanya sebesar USD 1,10 miliar.
 
Peningkatan ekspor tersebut didorong meningkatnya ekspor nonmigas produk hasil perkebunan, pertanian, dan produk industri manufaktur di antaranya produk minyak sawit dan turunannya, produk biji kopi jenis robusta, benang tekstil, kendaraan penumpang, ban kendaraan, produk rempah dan bumbu masakan, sabun toilet, margarin, serta produk kertas dan produk kayu.

Pewarta: Nur Amalia Amir
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024