Jakarta (ANTARA News) - Sepak bola memang mengandung misteri, bukan saja menyangkut hasil pertandingan yang tidak dapat diprediksi secara pasti, tapi gol tercepat dalam satu laga pun menjadi catatan tinta emas tersendiri dalam halaman sejarah.
Badan sepak bola dunia, FIFA, Selasa merevisi daftar gol tercepat yang tercipta di Piala Dunia 2014, dari perhitungan semula 32 detik menjadi detik ke-30, yang dibukukan penyerang Amerika Serikat, Clint Dempsey saat melawan Ghana.
Kantor berita Reuters melaporkan, Rabu, FIFA secara resmi menyatakan gol tercepat pemain AS itu adalah 30 detik, bukan 32 atau belakangan disebut 29 detik oleh FIFA.
Daftar gol tercepat yang tercatat di FIFA adalah yang dilakukan Hakan Sukur (Turki) di Korsel pada tahun 2002 (11 detik), disusul Vaclav Masek (Cekoslowakia) di Meksiko pada 1962 (16 detik), Ernst Lehner (Jerman) di Austria pada 1934 (25 detik), Bryan Robson (Inggris) di Prancis pada 1982 (27 detik).
Kemudian Clint Dempsey (AS) di Ghana pada 2014 (30 detik), Emile Veinante (Prancis) di Belgia pada 1938 (35 detik), Arne Nyberg (Swedia) di Hongaria pada 1938 (35 detik), Bernard Lacombe (Prancis) di Italia pada 1978 (37 detik), Florian Albert (Hongaria) di Bulgaria pada 1962 (50 detik) dan Adalbert Desu (Romania) di Peru pada 1930 (50 detik).
Tapi, tahukan Anda, bahwa gol tercepat dunia sebenarnya disandang pemain dari Indonesia, Hendrayani dari Aceh, pada turnamen Arafuru Games 2010? Pada laga yang diadakan di Stadion TIO, saat tim Aceh melawan tim tuan rumah Northern Territory U-16, Hendrayani mencetak gol kurang dari dua detik.
"A young Indonesia has made Arafura Games Football history with a goal from the opening kick of." Demikian berita utama Arafura Games di Harian Northern Territory News dan The Arafuran Daily, edisi Rabu (13/5-2010).
Secara senada kedua harian berpengaruh itu menurunkan laporan perihal gol mega sejarah yang dicetak kapten tim Hendrayani, saat itu berusia 18 tahun --dengan manajer tim Mahdi Olo-- ketika mencetak gol tercepat dalam turnamen itu dan wasit Mc Rachard dan ofisial mengklaim gol itu sebagai yang tercepat dalam sejarah.
Pihak panitia memastikan membuat plakat yang dipermanenkan di pintu masuk TIO Stadium, sebagai bukti sejarah. Hendrayani masuk sebagai "hall of fame" di Darwin City.
Bagaimana proses gol spektakuler itu? Saat itu, wasit Mc Richard berdiri di sisi kanan kotak tengah. Dua pemain Aceh berada di sisi bola -sesuai dengan undian tengah lapangan. Hafli dan Abdurahman Eto'o berada di kotak kick off. Begitu peluit dilengkingkan Mc Richard, Hafli menyodorkan bola kepada Abdurrhaman, bola dihentikan oleh Abdurrahman, lalu Hendrayani melesat ke sisi Abdurahman dan melakukan tendangan bola yang masih di bawah kaki Striker Aceh itu, demikian laporan media saat itu.
Bola melambung jauh dari tengah lapangan, melengkung dan langsung menusuk tipis di bawah mistar tengah gawang NT U-16. Semua bagai tak percaya, ketika jaring tuan rumah bergetar, wasit terkesima dan suporter Aceh teriak mengelu-elukan pemain mereka.
Tapi tunggu dulu, masih ada berita lain tentang gol dua detik itu.
Nawaf Al Abed yang berusia 21 tahun, penyerang (striker) klub Arab Saudi, Al Hilal, pada 9 November 2009 mencetak gol tercepat dalam sejarah sepak bola professional, ketika ia menggetarkan jala gawang lawan pada detik kedua di turnamen Piala Prince Faisal bin Fahad, saat melawan Al Shoalah.
Al Abed menendang bola dari tengah lapangan ketika mengetahui penjaga gawang maju dari kotak penalti. Bola melaju kencang dan tidak dapat ditangkap penjaga gawang Al Shialah.
Sementara pemain sepak bola amatir, Marc Burrows, mencetak gol tercepat dua setengah detik dan rekor itu diakui Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).
Burrows mencetak gol untuk tim Cowes Sports saat melawan Eastleight di Isle of Wight pada 3 April 2004. FA mengakui rekor itu setelah mendapat laporan dari wasit John Sorrell.
Pernyataan dari FA berbunyi: "Kami dapat mengatakan bahwa gol yang dibuat Marc merupakan tercepat yang kami ketahui. Dua setengah detik kelihatannya tidak cukup untuk melakukan maneuver seperti dilukiskan wasit, kecuali ada angin kencang."
Burrows, yang dalam laga itu mencetak hatrik untuk kemenangan 5-3, mengatakan, "Teman saya Michael Ponter melambungkan bola ke arah saya dan saya menyambut langsung. Saya kira ketika itu angin berhembus kencang."
"Bola melesat di antara tangan penjaga gawang. Saya terhenyak tidak percaya. Saya angkat kedua tangan saya dan tertawa. Saya mencoba melakukan seperti itu beberapa kali tapi sudah tidak bisa lagi," katanya.
Para ofisial kedua tim pun terhenyak dan wasit Sorrell mengaku belum pernah menyaksikan gol seperti itu sebelumnya.
Burrows, konsultan penjualan, berharap apa yang dilakukannya akan masuk dalam catatan Guinness Book of Records. Ketika itu disebutkan bahwa gol tercepat dunia dengan 2,8 detik disandang pemain Argentina Ricardo Olivera saat Rio Negro melawan Soriano pada 2 Desember 1998.
Rekor sebelumnya di Inggris disandang Colin Cowperthwaite, yang butuh waktu 3,5 detik ketika timnya melawan Kettering pada kejuaraan Conference 1979.
Damian Mori, pernah amat terkenal di Australia, ketika bermain untuk Adelaide City, ketika dalam satu laga lawan Sydney United, ia mencetak gol super cepat dalam sejarah sepak bola Australia dengan catatan waktu, 3,69 detik.
Namanya bersinar, sehingga Borussia Dortmund dari Jerman merekrutnya untuk bermain di Bundesliga. Tapi di seberang lautan, dia tidak bisa berbuat banyak, hanya main satu musim, itu pun hanya enam kali dan tanpa mencetak satu gol pun. Ia pulang kampung dan musim berikutnya ia menjadi pencetak gol yang paling rajin di Australia.
Argentina mengklaim memiliki gol tercepat dunia, ketika Ricardo Olivera (Argentina) mencetak gol dalam waktu tiga detik saat Rio Negro melawan Sorinao pada 26 Desember 1998 untuk kompetisi amatir. Tapi lagi-lagi menakjubkan: rekor gol tercepat dipegang oleh Marc Burrows (Cowes Sports) yaitu hanya dalam waktu 2.4 detik!
Gilberto Silva memegang rekor gol tercepat Liga Champions dalam waktu 20 detik saat Arsenal vs PSV pada 25 september 2002. namun rekor tersebut dipecahkan Rooy Makaay saat Munich vs Madrid pada 8 Maret 2007 dalam waktu 9.8 detik.
Kita kembali ke Indonesia, tepatnya di Padang, Sumatera Barat.
Pada 09 Januari 2011, Koran Haluan di Padang melaporkan, asisten pelatih Semen Padang, Delfi Adri, mengklaim gol Saktiawan Sinaga sebagai satu-satunya gol dalam laga melawan Persela Lamongan merupakan gol tercepat sepanjanng perjalanan kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2010-2011.
Gol Saktiawan itu terjadi ketika laga berlangsung belum satu menit. "Ini gol tercepat sepanjang sejarah Liga Super Indonesia," kata Delfi.
Menurut wartawan Haluan, gol lahir tak lama setelah kick-off dan bola mengalir ke daerah pertahan Persela.
"Bola ternyata keluar. Wasit garis menunjuk titik sudut yang menandakan tendangan sudut untuk Semen Padang. Tommy Rifka, mengambil tendangan sudut di sisi kiri pertahanan Persela dan memberikan umpan pendek ke Ellie Aiboy yang langsung memberikan umpan lambung ke arah gawang. Saktiawan menyundul dan gol itu pun tercipta saat timer masih menunjukkan pertandingan baru berlangsung 55 detik," demikian bunyi laporan di koran Haluan.
Diperdebatkan
Nah, beberapa rekor gol tercepat itu pun masih tetap dalam perdebatan. Beberapa sumber menyebutkan, salah satunya gol Nawaf Al Abed yang cukup cepat itu, tapi statusnya masih diperdebatkan.
Rekor gol tercepat itu diperdebatkan dengan berbagai alasan. Ray Spiller dari bagian Asosiasi Statitik Sepak Bola Inggris mengatakan, semua rekor menyangkut waktu mencetak gol tercepat masih diperdebatkan untuk masuk dalam Guinness Book of World Records.
Karena, hingga saat ini belum ada semacam alat atau film yang menunjukkan kapan persisnya bola keluar dari batas garis gawang.
Status gol tercepat Nawaf Al Abed pun menjadi perdebatan, karena ternyata ada beberapa pemain di atas usia 23 tahun yang bermain dalam turnamen itu, padahal hal itu terlarang.
Marc Burrow pun mencetak gol tercepat, tapi gol itu tercipta pada laga amatir. Karena belum melaju lebih cepat ke bagian gawang.
Selain itu, rekor yang tercatat semuanya berasal dari informasi berbahasa Inggris, sehingga bisa saja terjadi bias dalam hal publikasi informasi itu.
Dalam peraturan pertandingan ( The Laws of the Game), khususnya Law 8, disebutkan bahwa gol bisa saja terjadi lewat tendangan langsung dari kick-off, (wikipedia.org).
Gol tercepat dalam pertandingan sepak bola memang cukup mengagumkan, mengejutkan, mencengangkan, mendebarkan. Seperti dalam cabang atletik, yang atletnya terus berusaha memperbaiki rekor, -- apakah rekor gol tercepat itu masih dapat dipertajam?
Sepak bola memang misteri, pantas Diego Maradona mengatakan, "Itu terjadi karena sedikit sentuhan Tangan Tuhan dan sedikit lainnya kepala Maradona".
Atau segala sesuatunya akan berubah dengan hadirnya teknologi garis gawang? (A008/Z002)
Oleh A.R. Loebis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014