Jakarta (ANTARA) - Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri menggandeng kepolisian Hong Kong untuk menangkap pencuri modul stasiun pemancar penyedia komunikasi (b​​​​​ase transceiver station/BTS) di tanah air.

"Pelaku SJ adalah warga China dan saat ini tengah berada di luar negeri sehingga dalam pencariannya perlu berkoordinasi dengan Divhubinter Polri dan selanjutnya juga akan menggandeng polisi Hong Kong," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam jumpa pers pengungkapan pencurian modul BTS di Jakarta Pusat, Senin.

Ia menjelaskan, koordinasi itu juga untuk mengumumkan status pelaku dalam daftar pencarian orang (DPO).
 
Sebelumnya, polisi sudah menangkap lima orang komplotan pencurian modul BTS di Jakarta Pusat yang sudah melakukan aksinya beberapa kali yakni MJ (31), AL (29), TY (34), RCH (25) dan AB (49).

Tersangka menjual modul BTS tersebut sekitar Rp90 juta, sehingga total kerugian berdasarkan hitungan penyidik mencapai Rp120 miliar.

Baca juga: Polisi ungkap kerugian pencurian BTS provider capai Rp120 miliar

"Modul BTS hasil pencurian ini dijual kepada tersangka yang saat ini masih DPO itu SJ alias Jason, warga negara China," ujar Susatyo.

DPO inisial SJ ini merupakan orang yang menyuruh lima pelaku lainnya untuk melakukan pencurian dan sebagai penadah barang hasil curian tersebut.
 
"Jadi, barang curian modul BTS yang sudah diambil itu dikumpulkan di sebuah gudang di daerah Serpong, Tangerang. Kemudian barang ini dibungkus untuk dikirim ke China dan dijual kepada tersangka SJ alias Jason," ungkap Susatyo.
 
Sementara itu, Divhubinter Polri Kombes Pol Norman Sitin Daun mengatakan, melalui organisasi polisi kriminal internasional (interpol) akan melakukan koordinasi dengan NCB Interpol sebagai bentuk kerja sama antara kepolisian kedua negara.
 
"Penyidik dan NCB Interpol Indonesia akan berkolaborasi, mempersiapkan segala administrasi sampai dengan proses nanti pelacakan dimana DPO, SJ ini, diduga kabur," kata Norman.

Baca juga: Pencuri kabel bonding LAA ditangkap
 
Selain itu, kata Norman, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan imigrasi untuk melihat posisi terakhir SJ berdasarkan data perlintasan DPO tersebut dan dugaan kabur ke negara mana.
 
Divhubinter Polri juga telah mengetahui bahwa SJ ini menerima seluruh barang curian di Hong Kong. Barang hasil curian yang disiapkan lima tersangka di Jakarta pun akan dikirim di Hong Kong.
 
"Tentunya kami juga akan berkolaborasi dengan kepolisian Hong Kong, melacak keberadaan dari DPO ini. Sementara itu yang dapat kami sampaikan," ucap Norman.
 
Dalam kesempatan yang sama, GM Tower Management-Telkomsel Tito Wicaksono, menyampaikan apresiasi kepada kepolisian.

"Kami sangat mengapresiasi sinergi dan kolaborasi yang solid dalam upaya bersama untuk mengatasi aksi pencurian dan vandalisme terhadap infrastruktur yang sangat vital bagi kelancaran layanan telekomunikasi di seluruh Indonesia," kata Tito.

Baca juga: Curi mobil taksi daring, MIS terancam hukuman penjara sembilan tahun

Tito menyesali adanya aksi pencurian ini yang menyebabkan kerugian terhadap perusahaan dan juga masyarakat luas baik dari sisi finansial, ataupun kualitas layanan telekomunikasi pelanggan.

"Aksi pencurian perangkat telekomunikasi dan perangkat lainnya bukan hanya menyebabkan kerugian, material bagi operator atau komunikasi, maupun penyedia telekomunikasi, namun juga mengganggu layanan telekomunikasi yang sangat mendasar dan krusial," ucap Tito.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024