Kuala Lumpur (ANTARA News) - Warga Negara Indonesia (WNI), penumpang kapal kayu yang tenggelam di perairan Sungai Air Hitam, Kuala Langat, Selangor, Malaysia, dipungut ongkos tinggi oleh tekong (calo) yang menyediakan jasa pengangkutan kapal lewat jalur tidak resmi tersebut.

"Setiap penumpang dipungut biaya yang tinggi tergantung tujuan akhirnya. Ongkosnya berkisar 500 hingga 1.500 ringgit (sekitar Rp1,8 juta hingga Rp5,4 juta)," kata Wakil Duta Besar Republik Indonesia, Hermono kepada wartawan di Kuala Lumpur, Rabu.

Dijelaskannya, setelah sampai di Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara, para penumpang itu akan meneruskan perjalanan sesuai dengan daerah yang ditujunya.

Jadi, kata Hermono, ongkos lewat jalur tidak resmi tersebut sangatlah tinggi, sementara tingkat keamanan dan keselamatannya tidak terjamin.

Oleh karenanya, pihak KBRI Kuala Lumpur meminta para pekerja bersabar sebab kedua negara juga sedang melakukan perundingan terkait pemulangan bagi pekerja Indonesia yang tak lengkap dokumen tersebut.

Untuk mengantisipasi agar musibah seperti ini tidak terjadi lagi, Pemerintah Malaysia melalui Departemen Dalam Negeri atas permintaan Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno telah menyetujui suatu program khusus untuk pengaturan pemulangan WNI/TKI ilegal melalui jalur resmi dengan biaya yang wajar.

Oleh karenanya, Dubes Herman Prayitno mengimbau kepada para WNI yang akan kembali kampung halaman menjelang bulan suci Ramadhan agar mengutamakan keselamatan dan dapat mengikuti program pemulangan yang akan diatur oleh kementerian dalam negeri Malaysia.

Lima meninggal

Berdasarkan laporan yang disampaikan KBRI Kuala Lumpur, Rabu, kapal yang tenggelam tersebut membawa 97 warga negara Indonesia yang berencana pulang ke Indonesia menuju Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara.

KBRI Kuala Lumpur menyampaikan ada lima WNI penumpang kapal kayu itu ditemukan tewas, empat laki-laki dan satu perempuan, 61 orang lainnya selamat, sedangkan sisa penumpang sebanyak 31 orang masih dalam pencarian.

"Korban selamat tersebut, sebanyak 31 orang ditolong oleh nelayan dan APMM (Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia) dan 30 orang lagi menyelamatkan diri dengan berenang," ungkapnya.

Tim pencari dan penyelamat (SAR) Malaysia terus mencari korban lainnya yang belum diketemukan dengan mengerahkan tiga buah kapal yaitu KM 15, KM 32 dan KM Danga ke lokasi kejadian.

(N004/R010)

Pewarta: N. Aulia Badar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014