Singapura (ANTARA News) - Bandara mewah yang baru dibuka di Thailand mencerminkan perlunya Asia melakukan investasi guna menghadapi sektor penerbangan yang tumbuh cepat, kata seorang analis industri. Pembukaan Bandara Internasional Suvarnabhumi yang menimbulkan persaingan intensif dalam meperebutkan pasar di Asia, menunjukkan bahwa masih ada peluang bisnis untuk setiap orang. "Kami tidak kawatir dengan investasi yang berlebihan," kata Paul Behnke, Direktur Ekonomi Dewan Bandara Internasional (ACI), seperti dilansir AFP. "Beberapa negara kurang melakukan investasi, kapasitas bandara kurang dapat mengatasi perkembangan." Lalu lintas penumpang di Asia diperkirakan tumbuh delapan persen pada 2006 dan 7,8 persen pada tahun berikutnya, lebih tinggi dibanding rata-rata dunia sebesar 5,1 persen pada periode yang sama, demikian data ACI. Lalu lintas angkutan udara di Asia diharapkan tumbuh rata-rata 6,9 persen pada 2004 hingga 2020 sementara rata-rata dunia 5,4 persen, sebut lembaga yang berbasis di Jenewa yang beranggotakan 557 badara di dunia itu. "Realitas ini membutkikan bahwa kawasan ini perlu menambah kapasitas internasional baru," katanya. Bandara baru Bangkok senilai 3,0 miliar dolar AS berkapasitas 45 juta penumpang per tahun, selangkah lebih maju dari Singapura dan Malaysia. Kapasitas tersebut dapat digandakan. (*)
Copyright © ANTARA 2006