"Keamanan kota ini menjadi tanggung jawab bersama. Mari kita semua ikut menciptakan rasa aman dan nyaman di lingkungan masing-masing secara bersama-sama. TNI, polisi, dan Pemkot harus bersinergi demi memberi rasa aman warga,"
Surabaya (ANTARA) - Calon Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk ikut menciptakan keamanan dan suasana aman nyaman di lingkungan masing-masing.
Ia mengatakan, setiap gejala yang mengusik keamanan dan kenyamanan warga harus diwaspadai. Sejumlah rentetan kejadian yang menyita perhatian warga Surabaya, mulai aksi begal dengan korban mahasiswa, bunuh diri di kampus, dan banyak aksi kejahatan harus dicegah.
"Keamanan kota ini menjadi tanggung jawab bersama. Mari kita semua ikut menciptakan rasa aman dan nyaman di lingkungan masing-masing secara bersama-sama. TNI, polisi, dan Pemkot harus bersinergi demi memberi rasa aman warga," kata Arif Fathoni di Surabaya, Senin.
Pria yang juga Ketua DPD Golkar Surabaya ini mendorong semua elemen menyatukan langkah untuk menciptakan Surabaya yang nyaman dan aman untuk ditinggali karena tindakan kriminalitas yang kerap terjadi di lingkungan harus disudahi.
Menurutnya, tempat kos yang kerap jadi sasaran maling motor hingga rumah di kampung sering jadi makanan empuk pelaku harus diwaspadai. Petugas keamanan harus memetakan titik rawan kejahatan ini. Begitu juga masyarakat juga bisa mencegahnya dengan menggelar piket ronda.
Upaya preventif harus makin digiatkan karena selama ini, keamanan kampung dan wilayah kerap dibebankan sepenuhnya kepada tiga pilar. Yakni TNI, Polisi, dan Pemerintah Kota (Pemkot). Namun, keamanan bakal makin terjamin jika seluruh elemen ikut berperan.
Ia menyebut bahwa kepedulian lingkungan juga menjadi kunci terciptanya wilayah aman dimana aksi masyarakat dalam mencegah kriminalitas sangat ditunggu agar lingkungan tetap aman.
Masyarakat dengan perannya menjaga lingkungan tetap aman akan berkolaborasi dengan tiga pilar karena sinergitas ini harus makin dioptimalkan. Tidak saling menggantungkan dan sadar akan tanggung jawab bersama untuk keamanan kota.
Masyarakat harus tanggap jika terjadi tindak kriminal. Terlebih, untuk pejabat RT, RW, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK). Pengawasan di lingkungan juga harus terus dilakukan. Kepedulian pada warga juga mesti senantiasa ditingkatkan.
"Saya lihat, untuk RT, RW, dan LPMK di Surabaya memang sudah aktif mendukung program pemerintah. Tidak semata karena diberikan insentif. Bahkan, saat gaji mereka dari swadaya masyarakat mereka sudah begitu gencar terlibat dalam keamanan lingkungan," kata Fathoni.
Ia mengatakan, sinergi tiga pilar (TNI, Polisi, dan Pemkot) dengan kepedulian warga harus terus ditingkatkan. Kerja sama keempatnya mestinya bisa dilembagakan sehingga tidak ada unsur egosektoral.
Babinsa dan Babinkamtibmas bersama kelurahan kecamatan dan warga akan bergerak serentak menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Setiap gejala hingga pergerakan orang di lingkungan kampung dan tempat tertentu akan sangat mudah dikenali.
Jika tiga pilar bersama masyarakat itu dilembagakan, pergerakan dan langkahnya akan terstruktur dan lebih lancar. Arah tugas mereka juga terstruktur dan terukur. Setiap kegiatan dan tugas mereka akan didukung pemerintah atau Pemkot
Namun langkah terukur ini juga harus didukung dengan sarana penunjang lain agar Kota Surabaya lebih aman dan bikin masyarakatnya nyaman harus didukung dengan alat pemantau dan perekam wilayah. Semua sudut kampung di Kota Pahlawan ini harus terpasang CCTV.
Terutama untuk titik dan daerah rawan kejahatan harus diprioritaskan.
"Dengan anggaran yang dimiliki Pemkot Surabaya, saya kira mampu untuk memasang CCTV di setiap kampung. APBD kita bisa mengcovernya," katanya.
Pria asal Lamongan ini menambahkan bahwa pengadaan CCTV itu tidak perlu semua dari anggaran APBD. Bisa menggandeng swasta dan pihak ketiga. Dengan total 1.159 RW di seluruh Surabaya, kota sekelas Surabaya bisa mengcover CCTV sebanyak ini.
"APBD Kota Surabaya cukup untuk mencover itu," katanya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024