Kita perlu menyosialisasikan pentingnya dampak perundungan ini mulai dari diri kita sendiri, komunitas, hingga kepada masyarakat
Probolinggo (ANTARA) - Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur (Jatim), KH Moh Zuhri Zaini mengemukakan pentingnya menyosialisasikan dampak dari perundungan mulai dari diri sendiri dan komunitas hingga ke masyarakat.

"Kita perlu menyosialisasikan pentingnya dampak perundungan ini mulai dari diri kita sendiri, komunitas, hingga kepada masyarakat," ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara "Halaqah Pesantren Ramah Santri" di Aula Ponpes Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Senin.

Menurut Kiai Zuhri, perbuatan perundungan sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan, juga agama, dengan dalih apapun.

Oleh karena itu, lanjut dia, sosialisasi dari dampak dari perundungan penting disampaikan kepada masyarakat, termasuk di lingkungan pesantren.

Baca juga: PWNU Jatim gelar "halaqah" ciptakan bebas perundungan di pesantren

Kegiatan sosialisasi tentang perundungan dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang dampak dari perundungan.

Dengan sosialisasi yang baik, kata dia, diharapkan masyarakat dapat lebih peka terhadap dampak negatif perundungan baik bagi korban maupun pelaku, serta mendorong lingkungan yang lebih inklusif.

"Sekarang sangat marak terkait perundungan ini, baik itu terjadi di lembaga-lembaga maupun di rumah tangga," kata Kiai Zuhri.

Ia juga mengingatkan bahwa Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwahnya dengan menggunakan cara-cara yang santun, ramah, dan tidak menyakitkan.

Baca juga: KPAI: Implementasi ilmu agama penting cegah "bullying" di pesantren

"Nabi diingatkan oleh Allah untuk berdakwah dan mengajak manusia ke jalan keselamatan dan diperintahkan oleh Allah untuk menggunakan cara-cara yang santun, ramah, dan tidak menyakitkan. Bahkan sekalipun beliau diganggu dan mau dihabisi tetap beliau mengedepankan sifat-sifat kesantunan yang didasari oleh sifat rahmah," tutur Kiai Zuhri.

Kiai Zuhri juga mengajak  masyarakat agar bersyukur dan bergembira dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai penyebar rahmah di alam semesta ini.

"Nilai-nilai kesantunan, nilai-nilai kasih sayang, sehingga tidak menghalangi kita untuk mengerjakan yang tidak baik, khususnya perundungan," katanya.

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim bekerja sama dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton menggelar halaqah dalam rangka menciptakan komunitas pesantren bebas dari perundungan (bullying).

Baca juga: MUI: Perundungan di pesantren merupakan tindakan tidak terpuji 

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024