Anak low vision biasanya mungkin lebih lambat mengerjakan sesuatu, tapi kalau orang tuanya percaya dia bisa, dia akan menyediakan waktu untuk anak itu...
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Mata Cicendo Karmelita Satari menekankan pentingnya peran orang tua dalam membentuk kepercayaan diri anak yang mengalami keterbatasan penglihatan, seperti low vision dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, kepercayaan diri anak dengan low vision yang membutuhkan alat bantu lihat khusus, dipengaruhi oleh bagaimana orang tua mendukung dan merespons anak saat menghadapi tantangan.
"Anak low vision biasanya mungkin lebih lambat mengerjakan sesuatu, tapi kalau orang tuanya percaya dia bisa, dia akan menyediakan waktu untuk anak itu menyelesaikan sambil menguji anak itu bisa menyelesaikan dengan baik," katanya dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Senin.
"Jadi kalau kepercayaan anak itu cukup tinggi, alat-alat modern yang ada akan bisa membantu," ujar Karmelita.
Baca juga: Gangguan penglihatan anak harus cepat ditangani untuk cegah low vision
Menurut dia, kemauan anak-anak untuk menggunakan alat bantu lihat juga didorong oleh rasa percaya dirinya. Anak-anak cenderung enggan atau malu menggunakan alat bantu lihat karena dirundung atau disisihkan di sekolah.
Oleh karena itu di samping peran orang tua, lanjutnya, guru di sekolah juga perlu meningkatkan kesadaran akan perhatian khusus kepada peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan. Ia menyebutkan perhatian khusus itu penting diberikan terutama selama proses belajar mengajar.
"Misalnya anak-anak itu boleh duduk paling depan atau harus selalu paling depan karena dia memang melihat dengan kacamata, tapi melihatnya tidak sebagus yang lain," ujar Karmelita.
Baca juga: Dokter ingatkan orang tua waspadai kebutaan pada anak
Selain itu ia menyarankan guru bersama orang tua anak dengan low vision untuk memberikan penjelasan dan pengertian kepada teman-teman di kelas mengenai kondisi penglihatan yang dialami anak tersebut. Hal tersebut guna mencegah perilaku perundungan terhadap anak-anak dengan low vision.
Diketahui Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Yudi Pramono menyebutkan pemberian kacamata pada anak yang membutuhkan dapat mengurangi kegagalan belajar hingga 44 persen.
Menurutnya, penanggulangan gangguan penglihatan mengedepankan upaya promotif dan preventif melalui pengendalian faktor risiko, skrining atau deteksi gini gangguan penglihatan pada kelompok risiko, serta penguatan akses masyarakat pada layanan kesehatan yang komprehensif.
"Hal ini juga tidak lepas dari upaya kuratif rehabilitatif yang menunjang keberhasilan program," katanya.
Baca juga: Penyebab mata malas pada anak
Baca juga: Pakar: gaya hidup modern berdampak pada mata
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024