Banjarbaru (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan global tertarik membantu menekan deforestasi di Indonesia karena pemerintah pusat hingga daerah memberikan perhatian serius dengan komitmen kuat menggelorakan revolusi hijau.

“Dalam upaya menekan deforestasi melalui rehabilitasi hutan dan lahan, salah satu negara yang memberikan bantuan pendanaan adalah negara Norwegia,” kata dia saat meresmikan Persemaian Liang Anggang di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin.

Menurut dia, keterlibatan global membantu tambahan tutupan hutan di berbagai wilayah di Indonesia, diberikan bukan hanya karena cuma-cuma.

“Namun karena Indonesia memiliki prestasi yang baik menyoroti perbaikan lingkungan, sehingga global tertarik bekerja sama melalui pendanaan,” ujar Menteri LHK.

Baca juga: Menteri LHK: Kawasan konservasi termasuk benteng pertahanan Indonesia

Baca juga: Menteri LHK: Masyarakat berpartisipasi aktif lestarikan lingkungan


Menurut dia, Indonesia memang cukup baik melakukan penanaman dalam pengendalian kerusakan hutan yang mulai serius dilakukan sejak 2010 dan semakin gencar dilaksanakan sejak 2017 melalui gerakan revolusi hijau.

Terlebih, kata dia, Indonesia sudah pernah menjadi tuan rumah pelaksanaan aksi menjaga ketahanan iklim tingkat global.

Oleh karena keseriusan ini, Menteri LHK mengatakan bahwa global melibatkan diri melalui berbagai dukungan, salah satunya yakni kerja sama Norwegia dan Indonesia pada program FOLU Net Sink 2030.

Pemerintah Norwegia telah memberikan dana kontribusi sebesar 156 juta dolar AS melalui mekanisme RBP REDD, ini sebagai kompensasi keberhasilan Indonesia mengurangi deforestasi dan degradasi hutan periode 2016-2020.

Selain itu, lanjutnya, dalam kunjungan kerjanya meresmikan Persemaian Liang Anggang di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, negara Norwegia juga turut menyalurkan dana kontribusi pembangunan pusat persemaian yang ada di Kalsel ini, yakni sekitar Rp3,8 miliar.

Namun, Menteri LHK mengingatkan bahwa persoalan deforestasi ini juga merupakan tugas semua pihak sehingga perlu kolaborasi baik pemerintah pusat, daerah, swasta, lembaga terkait, serta masyarakat.

“Dunia menyoroti karena Indonesia memiliki prestasi yang baik dalam hal rehabilitasi hutan dan lahan. Semua harus kompak, utamanya soal kebijakan yang menyangkut rehabilitasi hutan dan lahan,” ujar Menteri LHK.*

Baca juga: KLHK: Indonesia siap ukir sejarah dari konversi motor listrik ke Eropa

Baca juga: Menteri LHK soroti pentingnya kembangkan generasi lingkungan

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024