Yang istimewa pada prosesi penghormatan Yudhoyono di Fiji

... diakhiri ulivu ni vosa vakaturaga yaitu ucapan terima kasih dari peserta upacara yang saat itu dibacakan Yudhoyono... "

Nadi, Fiji (ANTARA News) - Baru kali inilah seorang presiden Indonesia berkunjung secara resmi ke Fiji, satu negara di Mikronesia, Pasifik Selatan, setelah 40 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Fiji terjalin.

Presiden Susilo Yudhoyono dan Ibu Negara, Kristiani Yudhoyono, dan rombongan ke Fiji memenuhi undangan Pertemuan II Forum Kerja Sama Pembangunan negara-negara Kepulauan Pasifik.

Yudhoyono mendarat di Nadi, Fiji, pada Rabu petang, dan mengikuti acara penghormatan pada vosa vakaturaga (tamu kehormatan dalam bahasa Fiji), di lapangan di Resor Deranau; yang juga dihadiri para kepala negara atau kepala delegasi peserta forum kerja sama itu.

Yudhoyono didampingi Ani Yudhoyono menjadi tamu terakhir yang tiba di tempat acara itu, setelah sebelumnya berturut-turut para pemimpin negara atau ketua delegasi.

Lagu kebangsaan, Indonesia Raya, dikumandangkan secara khidmat sebelum Yudhoyono menginspeksi pasukan kehormatan Fiji.

Selesai aktivitas protokoler resmi, Yudhoyono mendapat penghormatan secara tradisional khas Fiji untuk menghormati tamu-tamu penting mereka. Di sinilah penghormatan unik secara tradisional khas Fiji berjalan secara baik.

Upacara tradisional khas Fiji itu diawali qaloqalovi atau penyerahan tabua atau gigi paus pada tamu yang paling dihormati.

Paus? Sangat dipahami bahwa Fiji --sebagaimana negara lain di kawasan itu, di antaranta Vanuatu, Kaledonia Baru, Samoa Amerika, dan Tonga-- merupakan perairan perlintasan sekaligus habitat penting berbagai spesies paus, mamalia laut terbesar di dunia itu.

Menarik mengetahui lebih lanjut tata-cara tradisional Fiji, yang secara geografis cukup jauh dari Indonesia.

Selanjutnya, upacara penghormatan kepada Yudhoyono itu diikuti vakamamaca atau penyerahan pakaian dan alas tikar.

Tamu kehormatan juga diminta mengikuti acara sevusevu yaitu pemberian yaqona (kava) dari akar pohon Piper methysticum yang masih kerabat dekat merica itu.

Yaqona atau sejenis minuman disebut kava itu, telah ditempatkan di batok kelapa. Inilah minuman kehormatan untuk tamu terhormat.

Prosesi penghormatan secara tradisional masih berlanjut, dengan wase ni yaqona vakaturaga atau pemberian makanan yang dimasak khusus sesuai resep kebanggaan nenek moyang mereka.

Masakan alias kuliner itu juga istimewa, disebut lovo dalam bahasa Fiji; alias domba utuh yang dimasak memakai timbunan batu panas. Mirip dengan cara suku-suku di Papua memasak ubi jalar mereka, ditimbun batu-batu panas.

Rangkaian acara diakhiri ulivu ni vosa vakaturaga yaitu ucapan terima kasih dari peserta upacara yang saat itu dibacakan Yudhoyono.

Masih unik dan istimewa juga, karena bukan bahasa-bahasa internasional yang dipakai sebagai bahasa pengantar, melainkan bahasa Fiji. Apa isi pesan "pidato" ulivu ni vosa vakaturaga itu? Berisikan apreasiasi atas pelaksanaan acara itu.

Yang juga unik dari seluruh prosesi penghormatan secara tradisional itu, seluruh pembawa pakaian, tikar, kava, dan lovo itu memakai pakaian tradisional mereka. Ke-20 orang itu hadir mengenakan pakaian rumbai-rumbai dari dedaunan dan ilalang yang telah dikeringkan.

Sementara para peserta upacara itu mengenakan pakaian kemeja lengan pendek dengan warna dasar terang dan motif bercorak layaknya batik di Indonesia.

Dikutip dari situs kedutaan besar Fiji di Jakarta, hubungan diplomatik kedua negara dimulai pada 1974. Pada 2002 Indonesia menempatkan duta besar di ibukota Fiji, Suva, sementara Fiji menempatkan duta besarnya di Jakarta pada 2011.

Peringatan 40 tahun hubungan diplomatik kedua negara ditandai pemotongan tumpeng dan kue oleh Yudhoyono dan Perdana Menteri Fiji, Josaia Voreqe Bainimarama.

Kali inilah "nuansa" Indonesia hadir, berupa pemotongan tumpeng, pada prosesi peringatan di Hotel Westin Resort Denarau, Nadi, Fiji, Rabu siang waktu setempat, atau pagi waktu Jakarta.

Yudhoyono dan Bainimarama memotong nasi tumpeng berukuran sedang dengan hiasan bendera Indonesia dan Fiji. Sebelumnya Yudhoyono memotong kue tart berwarna putih biru yang juga dihiasi bendera Fiji dan Merah Putih.

Usai pemotongan nasi tumpeng, kedua kepala pemerintahan saling bertukar nasi kuning berbentuk tumpeng yang telah dipotong mereka berdua itu.

Inilah lambang nilai persahabatan kedua negara yang diyakini terus bertumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu.

Meski diperingati secara sederhana, keinginan dan komitmen kedua pemimpin pemerintahan untuk menuju ke sana sangat jelas diutarakan.

Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, yang turut dalam rombongan, mengatakan, "Dalam pertemuan bilateral di bahas upaya meningkatkan hubungan kedua negara."

Natalegawa juga menyitir apresiasi Bainimarama atas peningkatan peran Indonesia di kawasan Pasifik Selatan akhir-akhir ini. Sementara itu Yudhoyono juga menyampaikan apreasiasi sama kepada Fiji.

Selain membahas kerjasama kedua negara, kata Natalegawa, kedua pemimpin pemerintahan juga berdiskusi mengenai masalah regional dan peran kedua negara dalam kerangka kerja sama Melanesian Spearhead Group (MSG).