Surabaya (ANTARA News) - Bagi Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, ceramah agama merupakan hal biasa, karena dirinya berasal dari keluarga santri. "Kalau ceramah Nuzulul Qur`an yang kelas (tingkat) kampung sudah sering, bahkan kelas (tingkat) regional (provinsi) juga sering, tapi kalau yang nasional memang baru," ujarnya kepada ANTARA di Surabaya, Minggu. Ia akan memberi ceramah pada Peringatan Nuzulul Qur`an 1427 H/2006 M Tingkat Nasional di Masjid Agung As-syuhada, Pamekasan, Madura, Jatim, pada 9 Oktober pukul 19.00 WIB. "Saya ditelepon pak Menteri Agama pada sepuluh hari lalu, Dirjen Bimmas Islam Depag RI menindaklanjuti melalui surat resmi untuk menegaskan kepastiannya," papar pria kelahiran Surabaya pada 17 Juni 1959 itu. Ditanya kesiapan untuk memberikan uraian hikmah Nuzulul Qur`an di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ayaha seorang putri itu mengaku biasa, namun dirinya memang harus sudah siap sejak jauh hari. "Kalau ceramah yang kelas kampung bisa mendadak, tapi kalau ceramah tingkat nasional ya harus siap, karena judul sudah disiapkan dan materi harus dibuat lebih awal untuk diperiksa," ungkap ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS) itu. Namun, hal itu juga bukan hal sulit bagi lulusan SMP "Wahid Hasyim" Surabaya itu dan dirinya sudah menyodorkan materi ceramah bertajuk "Al-Qur`an Sebagai Petunjuk Umat Manusia Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara" kepada Dirjen Bimmas Islam Depag RI. (*)
Copyright © ANTARA 2006