... Tidak ada lagi peran trader atau broker yang selama ini disebut-sebut sebagai mafia minyak... "
Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) membantah impor minyak mentah maupun BBM lewat jejaring pedagang dan perantara atau sering disebut mafia minyak.
Wakil Presiden Komunikasi PT Pertamina, Ali Mundakir, memberi keterangan, di Jakarta, Rabu, impor minyak --melalui anak perusahaan, Pertamina Energy Sevices, yang 100 persen sahamnya dimiliki Pertamina-- hanya dilakukan dengan mengundang langsung produsen minyak dan BBM.
Dengan demikian, lanjutnya, tidak ada lagi peran pedagang apalagi perantara dalam proses pengadaan BBM dan minyak mentah PT Pertamina.
"Tidak ada lagi peran trader atau broker yang selama ini disebut-sebut sebagai mafia minyak," ujarnya.
PT Pertamina, katanya, menyayangkan opini-opini yang terus dikembangkan soal tersebut.
"Tiap tahun, Pertamina dan termasuk Petral di dalamnya, juga diaudit BPK dan prosedur pengadaan dipantau KPK," katanya.
Mundakir juga mengatakan, pemenuhan kebutuhan minyak dan BBM mau tidak mau mesti sebagian melalui impor.
Konsumsi BBM terus meningkat, sementara produksi minyak mentah domestik terus menurun.
"Untuk menjamin ketersediaan pasokan BBM dan ketahanan energi secara keseluruhan, maka impor BBM maupun minyak mentah saat ini dan beberapa tahun mendatang menjadi keniscayaan dilakukan," katanya.
Di sisi lain, kata dia, pihaknya terus meningkatkan efisiensi melalui transparansi dalam setiap proses pengadaan BBM dan minyak mentah yang akan diolah di kilang-kilang PT Pertamina.
Selain itu, untuk mengurangi ketergantungan akan impor BBM, PT Pertamina juga menambah kapasitas kilang, baik melalui pembangunan baru dengan menggandeng mitra maupun peningkatan kapasitas kilang yang sudah ada.
Menurut dia, Pertamina telah menyusun rencana pengembangan kilang eksisting, yaitu Balongan, Cilacap, Balikpapan, Plaju, dan Dumai dengan potensi peningkatan kapasitas produksi sebesar 50 persen pada 2018.
"Jika hal itu terealisasi, maka diharapkan impor BBM dapat ditekan dan ketahanan energi nasional semakin meningkat," ujar dia.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014