The Fed akan memilih stance kebijakan penurunan suku bunga yang lebih konservatif
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin menguat di tengah perkiraan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan lebih konservatif memangkas suku bunga kebijakan, Fed Funds Rate (FFR).

Pada akhir perdagangan Senin, rupiah meningkat 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp15.566 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.578 per dolar AS.

"The Fed akan memilih stance kebijakan penurunan suku bunga yang lebih konservatif, setelah memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 bps pada meeting September 2024," kata analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa The Fed akan memutuskan pemotongan suku bunga yang lebih kecil dalam pertemuan mendatang. Pejabat The Fed lainnya juga melihat kemungkinan Fed Funds Rate akan dipertahankan pada level 5,5 persen pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) November 2024.

Laporan ADP di AS menunjukkan bahwa 143.000 pekerjaan ditambahkan ke sektor swasta pada September 2024, jauh di atas perkiraan 120.000, yang menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap tangguh.

Tingkat pengangguran AS juga kembali menurun menjadi 4,1 persen pada September 2024. Inflasi AS juga meningkat sebesar 2,4 persen lebih tinggi dibanding ekspektasi pasar sebesar 2,3 persen.

Sebelum menurunkan suku bunganya kembali, The Fed akan memantau secara ketat perkembangan indikator ekonomi seperti pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS, tingkat inflasi, angka ketenagakerjaan, dan belanja konsumen.

“Kepastian waktu penurunan suku bunga The Fed akan menentukan kondisi pasar keuangan dan volatilitas rupiah di masa mendatang,” tutur Reny.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin naik ke level Rp15.581 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.609 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah berpeluang naik didukung proyeksi perekonomian RI yang solid
Baca juga: Rupiah naik seiring klaim pengangguran AS lebih tinggi dari perkiraan


Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024