Jakarta (ANTARA News) - Pertanyaan besar menjelang laga Belanda versus Australia di Grup B nanti malam adalah apakah penampilan Robin Van Persie cs akan semakin panas, apalagi di atas kertas Australia jauh lebih lemah dibandingkan juara dunia Spanyol yang mereka tundukkan 5-1.
Belanda harus memenangi laga ini dan memuncaki Grup B untuk menghindari bertemu lebih cepat dengan Brasil yang kemungkinan besar memuncaki Grup A, kendati Rabu dini hari lalu ditahan seri 0-0 oleh Meksiko. Wakil-wakil kedua grup memang dirancang bertemu di babak 16 Besar.
Pertemuan Belanda dengan Australia adalah raksasa melawan liliput, bukan semata karena melihat hasil dua laga sebelumnya di Grup B, namun karena perjalanan kedua negara di putaran final Piala Dunia memang bak bumi dan langit.
Belanda sudah sepuluh kali masuk putaran final, sedangkan Australia baru lima kali. Belanda empat kali menjadi runner-up, sedangkan prestasi terbaik Australia lolos ke 16 Besar Piala Dunia 2006 sebelum dibabat Italia.
Statistik itu membuat logis siapa pun menjagokan Belanda, kendati dalam tiga pertemuan mereka sebelumnya, semuanya laga persahabatan, Australia tak terkalahkan dengan sekali menang dan dua kali seri.
Yang menjadi pendorong kecil Australia adalah mereka punya sedikit catatan sejarah kerap meningkat permainannya kala melawan tim-tim hebat dengan pernah dua kali mengalahkannya, walau umumnya terjadi pada laga persahabatan.
Belanda
Sebelum ke Brasil, Belanda agak diliputi kekhawatiran namun setelah menang 5-1 dari Spanyol, atmosfer segera berubah. Namun Belanda tak ingin berlebihan menanggapi kemenangan besarnya itu, bahkan pelatih Louis van Gaal mengingatkan timnya tak terlalu bergembira dan ini diamini salah satu bintangnya, Robin van Persie.
"Setelah penampilan itu, dinamika secara alamiah berubah. Kami sudah memetik hasil mengesankan namun kami masih jauh dari memenangi turnamen ini," kata van Persie.
Di atas itu semua, van Gaal telah membuktikan bahwa dia ahli strategi yang mumpuni. Formulanya menaruh lima bek di belakang untuk menghalau ofensif Spanyol yang saat bersamaan memasang trio; Robin van Persie yang diapit Arjen Robben dan Wesley Sneijder, terbukti sukses meluluhlantakkan sang juara dunia.
Tapi menghadapi Australia yang lebih lemah, Van Gaal akan kembali ke sistem tradisional 4-3-3.
Nigel de Jong akan menjadi pelapis bagi empat bek, sementara Sneijder berada di belakang striker dan bertugas merusak lapangan tengah Australia yang dikomandoi duet Mile Jedinak dan Mark Bresciano.
Daley Blind akan bersiap di kiri terutama mematikan sayap kanan Socceroos Mathew Leckie, sebaliknya bek tengah Aston Villa Ron Vlaar akan menjinakkan penyerang veteran Tim Cahill yang terkenal jago memenangkan bola-bola atas.
Australia
Australia boleh saja tak pernah kalah dalam tiga laga persahabatannya melawan Belanda, namun bertanding dalam atmosfer Piala Dunia jelas akan lain bagi tim asuhan Ange Postecoglou ini.
Apalagi Socceroos tak akan diperkuat pilar utamanya, bek Ivan Franjic, yang terpaksa absen karena cedera hamstring. Ryan McGowan sudah siap mengakuisisi posisi Franjic, namun dia akan menjadi pemain Australia paling sibuk, di samping kiper Mat Ryan, karena harus menahan gempuran Robben dan van Persie.
Australia mungkin bisa membekali kepercayaan dirinya dari catatan sejarah bahwa mereka kerap mampu menyulitkan tim-tim raksasa, kendati lebih sering dilakukan pada level laga persahabatan.
Buktinya, walau kalah 1-3 dari Chile dalam laga perdana pekan lalu, mereka tampil merangsang dan menyulitkan tim Amerika Selatan itu. Inilah salah satu yang membuat para pemain Australia tetap optimistis bisa menyulitkan tim sehebat Oranje sekali pun.
"Kekalahan Spanyol menandakan apa pun bisa terjadi pada Piala Dunia," kata sang kiper, Mat Ryan.
Di ujung optimisme Socceross itu adalah Tim Cahill yang mencetak satu gol saat kalah dari Chile. Cahill tetap menjadi tumpuan harapan Australia yang bahkan Belanda pun mengakui kapasitasnya.
Bek Belanda Nigel de Jong yang mengenal Cahill ketika keduanya memperkuat Liga Utama Inggris, mengingatkan timnya bahwa striker New York Red Bulls itu ahli memenangi duel udara. Satu gol lewat sundulan ke gawang Chile adalah buktinya.
"Kami harus berhati-hati karena kepandaiannya mengatur waktu untuk menanduk bola adalah salah satu yang terbaik. Jadsi kami harus lekat mengawasi dia,'' kata de Jong.
Tapi, belajar dari kesalahan Spanyol saat dibantai Belanda 1-5 dan kekalahan 1-3 dari Chile, Australia sepertinya akan memperhatikan benar benteng pertahanannya, apalagi selepas ditinggal Franjic.
Australia tahu, betapa mematikannya serangan tim Belanda. Spanyol sudah merasakannya. Tidak kebobolan dan tidak kalah saja sudah sangat bagus bagi Australia.
BELANDA vs AUSTRALIA
Estadio Beira-Rio, Porto Alegre, Brasil
Perkiraan susunan pemain
Belanda (4-4-2): Jasper Cillessen; Daryl Janmaat, Ron Vlaar, Stefan De Vrij, Bruno Martins Indi; Daley Blind, Jonathan De Guzman, Wesley Sneijder, Nigel De Jong; Robin van Persie, Arjen Robben.
Australia (4-1-3-2): Mathew Ryan; Ryan MacGowan, Jason Davidson, Matthew Spiranovic, Alex Wilkinson; Thomas Oar; Mark Milligan, Mile Jedinak, Mark Bresciano; Tim Cahill, Mathew Leckie.
Wasit: Djamel Haimoudi (Aljazair)
Fakta singkat kedua tim:
- Robben van Persie dan Arjen Robben menjadi dua pemain Belanda pertama yang mencetak gol pada tiga Piala Dunia (2006, 2010, 2014)
- Australia hanya dua kali menang dalam 11 laga Piala Dunia mereka sebelumnya (kalah enam kali, seri tiga kali)
- Robin van Persie mencetak 10 gol pada sembilan penampilan terakhirnya bersama timnas Belanda
- Belanda tak terkalahkan pada 11 pertandingan fase grup Piala Dunia terakhir mereka, dengan menang delapan kali dan seri tiga kali
Prediksi hasil pertandingan:
Goal.com (4-0 untuk Belanda, 3-0 untuk Belanda, 3-1 untuk Belanda)
Telegraph: 2-0 untuk Belanda
SkySports: 3-0 untuk Belanda
Umum: 3-0 untuk Belanda.
Sumber: goal.com, The Telegraph, SkySports, mlssoccer.com, BBC.com.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014