Indonesia memiliki potensi besar dalam penerapan teknologi CCUS dan EOR untuk mengurangi emisi dan menjaga keamanan energi
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) berusaha merealisasikan target Net Zero Emmission salah satunya melalui program injeksi C02 melalui teknologi CO2-EOR sebagai bagian dari Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

Teknologi CCUS diharapkan dapat mendukung pencapaian target tersebut dengan secara efektif menyimpan CO2 dan mengurangi polusi atmosfer. Pada saat yang sama, injeksi CO2 dalam metode Enhanced Oil Recovery (EOR) akan meningkatkan laju ekstraksi minyak yang berkontribusi pada peningkatan produksi migas Pertamina.

"Indonesia memiliki potensi besar dalam penerapan teknologi CCUS dan EOR untuk mengurangi emisi dan menjaga keamanan energi. Proyek CCUS di Lapangan Sukowati Bojonegoro Jawa Timur ini menjadi contoh sekaligus akselerasi pengembangan teknologi di lapangan-lapangan Migas lain di Indonesia," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Nicke menambahkan, secara paralel pihaknya melakukan upaya peningkatan produksi dan secara potensial menyimpan CO2 yang besar, Indonesia dapat menarik investasi dalam proyek-proyek CCUS, terutama dari negara-negara maju, seperti dalam hal ini Jepang. Hal ini menurutnya, tidak hanya akan meningkatkan kapasitas penyimpanan CO2 tetapi juga mendorong inovasi dalam industri terkait.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan kerja sama dengan JOGMEC dan JAPEX merupakan komitmen perusahaan dalam mempercepat penerapan teknologi CCUS di lapangan migas Pertamina.

Baca juga: UMKM binaan Pertamina bukukan transaksi 10,5 juta dolar AS di TEI 2024

Baca juga: Pertamina bantu bibit pohon buah atasi krisis pangan Uganda


“Kerja sama strategis dengan Jepang telah berhasil dilakukan di Lapangan Jatibarang Indramayu dan sekarang dilanjutkan di Lapangan Sukowati, Bojonegoro Jawa Timur. Kerja sama ini merupakan komitmen Pertamina dalam dekarbonisasi sekaligus meningkatkan produksi migas nasional,” ujar Fadjar.

Injeksi C02 menggunakan teknologi peralatan yang didesain khusus secara tepat guna untuk melakukan injeksi C02 dengan volume 100 ton per hari selama 25 hari. Injeksi C02 dilakukan di SKW-26 dengan fase liquid atau gas pada tekanan sumur sebesar 1000 – 1500 psi.

Fadjar menambahkan, injeksi C02 inter-well injection merupakan uji coba tahap kedua setelah injeksi tahap pertama yang dilakukan dengan metode huff and puff di Lapangan Sukowati pada akhir tahun 2023.

“Setelah dilakukan injeksi tahap kedua, Pertamina akan melakukan evaluasi terhadap peningkatan produksi migas untuk nantinya dilakukan penerapan penuh teknologi CCUS dengan CO2-EOR di Lapangan Sukowati serta dilanjutkan di lapangan migas lainnya,” pungkasnya.

Baca juga: Pertamina Drilling manfaatkan kecerdasan buatan dukung aspek HSSE

Baca juga: Pertamina Patra Niaga gelar program magang bagi pelajar daerah 3T

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024