London (ANTARA News) - Inggris dan Tiongkok pada Selasa, menandatangani kesepakatan perdagangan senilai lebih dari 14 miliar poundsterling (28 miliar dolar AS) dalam kesempatan lawatan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang ke London.
Kunjungan Li itu sendiri ditujukan untuk mengatur kembali hubungan ekonomi dan diplomatik kedua negara.
Hubungan Inggris dan Tiongkok sebelumnya diwarnai ketegangan setelah Perdana Menteri Inggris David Cameron melakukan pertemuan dengan pemimpin spiritual Tibet yang berada di pengasingan, Dalai Lama, pada 2012.
Li dan Cameron mengatakan mereka saat ini memusatkan perhatian pada upaya untuk memperkuat hubungan ekonomi Inggris-Tiongkok setelah mereka mencapai kesepakatan dan melakukan pembicaraan di kantor Cameron, Downing Street.
"Hari ini kami telah menandatangani kesepakatan-kesepakatan yang bernilai lebih dari 14 miliar poundsterling, menyediakan pekerjaan serta pertumbuhan ekonomi jangka panjang bagi rakyat Inggris dan Tiongkok," kata Cameron dalam jumpa pers bersama, sebagaimana dilaporkan AFP.
"Yang kami miliki ini adalah benar-benar sebuah kemitraan bagi pertumbuhan, reformasi dan inovasi."
Kesepakatan terbesar adalah senilai 12 miliar poundsterling yang dicapai antara perusahaan raksasa energi Inggris, BP, dan perusahaan milik pemerintah Tiongkok, CNOOC, untuk memberikan pasokan 1,5 juta ton gas alam cair ke Tiongkok setiap tahun untuk jangka waktu lebih dari 20 tahun terhitung mulai 2019.
Kelompok sektor penanaman modal swasta terbesar Tiongkok, China Minsheng Investment Corporation, akan membuka kantor pusatnya untuk wilayah Eropa di London, dengan investasi yang ditanamkan di berbagai sektor mencapai sekitar 1,5 miliar poundsterling.
Sementara itu, perusahaan minyak raksasa Tiongkok-Beland, Royal Dutch Shell, juga telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan CNOOC yang meliputi kegiatan-kegiatan hulu dan hilir.
Tahun lalu, ekspor Inggris ke Tiongkok rata-rata mencapai lebih dari 1 miliar poundsterling setiap bulannya.
Cameron mengatakan ia akan terus menekan Uni Eropa agar melakukan kesepakatan dagang dengan Tiongkok serta untuk menciptakan perdagangan bebas di antara Kelompok 20 serta para anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Perdana menteri Inggris itu telah mengunjungi Tiongkok pada Desember lalu dengan membawa delegasi berisi pemimpin-pemimpin bisnis sebagai bagian dari upayanya mendorong peningkatan pertumbuhan setelah terjadinya krisis keuangan --yaitu dengan meningkatan perdagangan dengan negara-negara yang perekonomiannya sedang bangkit.
Dalam lawatan tiga harinya di Inggris, Li juga bertemu dengan Ratu Elizabeth II di Istana Windsor.
(Uu.T008)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014