Dalam forum debat capres semacam itu, seharusnya data yang disampaikan jelas sumbernya. Prabowo juga tidak menyebutkan itu kebocoran berapa lama. Nilai yang dia sebutkan ngawur."
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung Evo S Hariandja mengatakan calon presiden Prabowo Subianto seharusnya menyebutkan dari mana sumber data kebocoran anggaran sebagaimana yang dinyatakan saat debat kandidat pada Minggu malam (15/6).
"Dalam forum debat capres semacam itu, seharusnya data yang disampaikan jelas sumbernya. Prabowo juga tidak menyebutkan itu kebocoran berapa lama. Nilai yang dia sebutkan ngawur," kata Evo S Hariandja dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Evo menilai angka kebocoran Rp7.200 triliun sebagaimana disebutkan Prabowo sangat tidak logis. Pasalnya APBN Indonesia saja saat ini hanya di kisaran Rp1.800 triliun per tahun.
Menurut Evo, begawan ekonomi Prof Sumitro Djojohadikusumo yang notabene ayah Prabowo saja pernah menyebutkan potensi kebocoran dalam APBN adalah 30 persen. Karena itu, masih wajar bila Prabowo menyebutkan kebocoran anggaran 30 persen dari APBN senilai Rp1.800 triliun.
"Kalau Rp7.200 triliun itu kan empat kali dari nilai APBN. Apakah yang dia maksud adalah kebocoran selama empat tahun? Dia tidak menyebutkan itu kebocoran dari mana dan berapa tahun. Negara apa yang kebocorannya sampai sebanyak itu?" tuturnya.
Di sisi lain, pernyataan Prabowo sama saja menampar pasangannya, Hatta Rajasa, yang notabene mantan Menko Perekonomian. Dalam kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang memiliki nilai investasi sekitar Rp15.000 triliun, peran Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ( Bappenas) dan Menko Perekonomian sangat vital.
"Selama Hatta menjabat sebagai Menko, tidak ada geliat perekonomian yang terasa. Justru Indonesia bisa dibilang masuk ke dalam neraka perekonomian," katanya.
Pada Minggu malam (15/6), Prabowo dan Jokowi mengikuti debat kandidat dengan tema "Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat".
Pemilu Presiden akan dilakukan 9 Juli 2014 dengan menampilkan dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (D018/A029)
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014