Sidoarjo (ANTARA News) - Rencana pembuangan lumpur Lapindo Brantas Inc. ke laut melalui Kali Porong yang dijanjikan paling lambat dilakukan, Sabtu, kembali menemui kendala. Kendala itu yakni proses pengambilan air dari Kali Porong menuju Pond 4 di Desa Besuki, tidak dapat dilakukan karena debet air Kali Porong kecil serta posisi pompa penyedot kurang strategis. Menurut Juru Bicara Timnas, Rudi Novrianto, di Sidoarjo, Sabtu, kegagalan dalam uji coba pengoperasian pompa lumpur di pond 4 Desa Besuki disebabkan kurangnya debit air untuk mengencerkan lumpur atau kepekatan lumpur yang akan dibuang masih terlalu tinggi dari air yang ada di penampungan lumpur itu. "Satu unit pompa air yang ada di Desa Ginonjo, Kecamatan Jabon rencananya akan dipindah ke lokasi yang dekat dengan Kali Porong. Mungkin di sekitar jembatan tol atas Kali Porong atau dekat Posko TMMD. Langkah ini diharapkan agar lebih mudah dan dekat mengambil air dari Kali Porong," katanya. Staf Operasional Kontraktor Pompa PT Arthamas, Ambo Tang yang ditemui di lokasi juga membenarkan kegagalan pompa lumpur berkapasitas 1.000-1.500 M3/jam ini. Uji coba pengoperasian pompa lumpur ini dimulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Namun uji coba itu tetap saja gagal karena terkendala kepekatan lumpur yang tinggi dengan prosentase 70 persen untuk lumpur dan 30 persen untuk air. Akibatnya lumpur sulit disedot. Padahal untuk normalnya penyedotan lumpur tersebut perbandingan kepekatan lumpurnya harus relatif kecil dengan debit air yang akan dicampur, yakni kandungan lumpur 30 persen dan airnya 70 persen. Apabila dengan kondisi kepekatan lumpurnya masih tinggi, sedangkan pompa penyedot lumpur dipaksakan beroperasi, hal itu akan merusak pompa itu dan lumpur akan mengendap di pipa-pipa baja itu. Menyinggung intensitas air di Kali Porong yang telah kering, Ambo menjelaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Timnas untuk mencoba mengambil air pond-pond yang dekat dengan pond 4. Hal itu, karena intensitas air di pond itu sangat deras sehingga cukup untuk mengencerkan lumpur. Sementara itu anggota Tim Desain dan Supervisi Tim Pelaksana Timnas, Prayogo Endarjo juga menambahkan, air yang disedot tidak berhasil naik karena debit air Kali Porong yang kurang. Selain itu, pipa yang digunakan untuk menyedot air hanya berada di pinggir Kali Porong dan kurang ke tengah.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006