Batam (ANTARA News) - Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa mengatakan Indonesia harus menjadi basis produksi pasar ASEAN dalam pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 agar bisa bertahan dalam persaingan global.
"Buat Indonesia, tidak ada pilihan lain selain menjadi basis produksi, bukan market base," kata Hatta Rajasa dalam temu pengusaha di Batam, Selasa.
Indonesia tidak boleh hanya menjadi target market pasar ASEAN dalam MEA, melainkan ikut dalam produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri yang menjadi market terbesar ASEAN agar tidak diserbu produk asing.
Ia mengatakan untuk menjadi basis produksi, maka harus mengembangkan investasi yang baik.
Sayangnya, masih banyak kendala yang dihadapi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
Tiga kendala utama yang sering diutarakan penanam modal adalah masalah kepastian hukum, kurang baiknya infrastruktur dan produktifitas.
Meski begitu, Hatta mengaku optimistis, Indonesia bisa menjadi basis produksi ASEAN, berdasarkan meningkatnya investasi dan hilirisasi industri.
Untuk bisa bertahan dalam MEA, selain menjadikan Indonesia sebagai basis produksi pasar ASEAN, Hatta Rajasa mengatakan pemerinah juga harus menyiapkan konektifitas untuk menekan ongkos logistik.
Menurut dia, ongkos logistik amat membebani pengusaha, yang akhirnya membebani konsumen.
MEA, kata dia, harus juga didukung oleh pemerataan pembangunan. Pelaksanaan MEA harus berpihak pada usaha kecil menengah.
"Tidak boleh karena MEA, UKM tersingkirkan. Harus ada gerakan afirmatif untuk penguatan UKM, masuk ke sistem produksi," kata Hatta.
Ia mengatakan pemerintah harus melibatkan UKM dalam sektor produksi sehingga pengusaha kecil menengah bisa menjadi penguat dalam industri.
Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa melakukan kunjungan sehari ke Batam untuk bertemu dengan pendukungnya dan memberikan dukungan kepada pelaku pedagang kaki lima.
Pemilihan Presiden 2014 diikuti dua pasangan calon presiden, Prabowo-Hatta Rajasa dengan nomor urut 1 dan Jokowi-Jusuf Kalla, nomor urut 2.
Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014