Moskow (ANTARA) - BRICS tidak pernah menjadi, dan tidak berencana untuk menjadi sebuah aliansi militer, meskipun ada tuduhan yang mengatakan sebaliknya, demikian disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia pada Sabtu (12/10).
"BRICS bukan, tidak pernah menjadi, dan tidak akan menjadi aliansi militer. BRICS bahkan bukan organisasi internasional atau struktur integrasi, melainkan sebuah persatuan multinasional dengan anggota yang setara," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Kemenlu Rusia membuat pernyataan itu untuk menanggapi artikel The Times edisi September, yang menyatakan bahwa perluasan BRICS "harus membuat NATO khawatir."
BRICS adalah kemitraan strategis multidisiplin yang berdiri di atas tiga pilar: politik dan keamanan, ekonomi dan keuangan, serta budaya dan hubungan kemanusiaan, tambah kementerian tersebut.
"Hubungan antara mitra BRICS didasarkan pada kesetaraan, saling menghormati, keterbukaan, pragmatisme, solidaritas, dan yang paling penting, tidak berlawanan dengan siapa pun," demikian isi pernyataan tersebut.
Salah satu tujuan utama BRICS adalah menciptakan sistem ekonomi dunia yang adil dan multilateral, kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa sejak pembentukannya, blok ini mendukung penyelesaian damai atas sengketa internasional berdasarkan hukum internasional dan penghormatan terhadap kedaulatan semua negara.
Perluasan BRICS mencerminkan perubahan dalam ekonomi dunia dan berkontribusi pada penguatan peran negara-negara berkembang dalam urusan internasional, lanjut kementerian tersebut. BRICS adalah asosiasi antarpemerintah yang dibentuk pada 2006.
Rusia mengambil alih kursi kepemimpinan BRICS pada 1 Januari 2024.
Tahun ini dimulai dengan bergabungnya anggota baru ke dalam asosiasi tersebut – selain Rusia, Brasil, India, China, dan Afrika Selatan, kini BRICS juga mencakup Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
Kepresidenan BRICS Rusia berfokus pada penguatan multilateralisme untuk pembangunan dan keamanan global yang adil. Sebagai bagian dari kepresidenannya, Rusia menyelenggarakan lebih dari 200 acara politik, ekonomi, dan sosial.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Peran media BRICS harus diperkuat, kata dirjen TASS Rusia
Baca juga: Hikmahanto: RI akan sangat untung jika gabung OECD dan BRICS
Baca juga: Prabowo tunjuk utusan khusus Indonesia hadiri KTT BRICS di Rusia
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024