Jakarta (ANTARA) - Seperti mobil balap yang membutuhkan bahan bakar dan mesin yang tangguh, koperasi dan UMKM di Indonesia juga memerlukan modal dan pemasaran yang efektif.
Buku berjudul “Reformasi BLU: LPDB-KUMKM & SMESCO Modal Lancar, Jualan Gencar” yang diterbitkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) pada 2024 ini menjelaskan bagaimana dua badan layanan umum (BLU) yakni LPDB-KUMKM dan SMESCO berperan sebagai "bensin" dan “mesin” penggerak UMKM Indonesia.
Maka ibarat turbocharger sebagai komponen otomotif yang berguna untuk meningkatkan tenaga mesin di ruang bakar, dua BLU di bawah koordinasi Kementerian Koperasi dan UKM ini sangat potensial untuk dioptimalkan peran dan fungsinya dalam mengakselerasi pertumbuhan koperasi dan UMKM di tanah air.
Buku yang merupakan cetakan I tersebut hadir untuk memberikan gambaran komprehensif tentang peran BLU dalam mendukung pengembangan UMKM dan koperasi di Indonesia.
Buku yang ditulis dengan supervisi langsung dari Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki itu mengulas secara detail tentang reformasi yang dilakukan pada LPDB-KUMKM dan SMESCO, serta inovasi-inovasi yang telah diterapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan dari kedua BLU tersebut.
Maka dengan mempertimbangkan dinamika ekonomi digital yang berkembang pesat, buku ini ingin menegaskan bahwa UMKM dan koperasi memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia.
Dari buku ini pembaca diyakinkan akan peran UMKM. Dengan jumlahnya yang mencapai lebih dari 64 juta dan telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional, menyerap 97 persen tenaga kerja dan berkontribusi sebesar 61 persen terhadap PDB nasional.
Sementara koperasi, sebagai soko guru perekonomian Indonesia, memiliki potensi besar dalam mengagregasi produk-produk UMKM dan meningkatkan skala ekonomi mereka.
Buku yang disusun oleh tim yang diketuai Supomo dan Wientor Rah Mada itu terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, mengawali pembahasan dengan narasi positif pelaku UMKM setelah mengakses dana bergulir.
Prolog yang humanis ini mengantarkan pada pembahasan yang lebih dalam untuk mengenal lebih jauh LPDB-KUMKM.
Di bagian pertama juga disajikan studi kasus di sejumlah negara terkait lembaga pembiayaan bagi koperasi dan UMKM berlanjut dengan reformasi, inovasi, dan pencapaian LPDB-KUMKM.
Dipaparkan di dalamnya bahwa LPDB-KUMKM, sebagai lembaga pembiayaan, telah melakukan transformasi dengan fokus memberikan pinjaman kepada koperasi.
Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat peran koperasi dalam mengagregasi dan mengonsolidasikan UMKM, sehingga mereka memiliki skala ekonomi yang lebih besar dan dapat bersaing di pasar global.
LPDB-KUMKM juga telah menerapkan berbagai inovasi dalam layanan pembiayaan, seperti skema pre-financing dan KUR Klaster, yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan koperasi dan UMKM.
Sementara di bagian kedua buku juga tak kalah menarik. Buku setebal 218 halaman ini menyajikan narasi tentang SMESCO sebagai jalan ninja untuk memasarkan produk koperasi dan UMKM di tanah air.
Disemati peran sebagai sayap dagang KUKM di Indonesia, SMESCO diharapkan menjadi lembaga pemasaran yang mampu menjadi solusi bagi problematika utama KUMKM di Indonesia.
Apalagi sampai sejauh ini SMESCO juga telah memperluas perannya tidak hanya sebagai trade arms yang fokus pada promosi dan pemasaran produk UMKM, tetapi juga sebagai center of excellence yang memberikan layanan konsultasi, pendampingan, dan pelatihan bagi UMKM.
SMESCO bahkan telah mengembangkan berbagai platform digital untuk memperluas akses pasar UMKM, seperti e-commerce, media sosial, dan marketplace.
Sumber Informasi
Secara keseluruhan, buku yang didesain dengan gradasi warna dominan hijau ini merupakan sumber informasi yang bermanfaat bagi para pelaku UMKM, pengurus koperasi, akademisi, dan pengambil kebijakan.
Gaya bahasa yang digunakan juga lugas dan bertutur sehingga enak dibaca dan mudah dicerna berbagai kalangan.
Buku ini memberikan gambaran yang jelas tentang peran BLU dalam mendukung pengembangan UMKM dan koperasi di Indonesia.
Bahkan buku ini selain menjadi referensi sekaligus panduan bagi pelaku KUMKM karena menyajikan prosedur atau tata cara untuk mengakses layanan dua BLU tersebut.
Namun, beberapa catatan yang dapat disampaikan bahwa meskipun buku ini memberikan informasi yang komprehensif tentang peran BLU dalam memajukan UMKM dan koperasi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya terkait masih diperlukannya evaluasi kritis terhadap program yang dibahas.
Sebab buku ini masih cenderung menyajikan gambaran positif tentang program-program yang dibahas, sehingga evaluasi kritis terhadap kekurangan dan kelemahan program tersebut menjadi kurang mendalam.
Pendalaman pada beberapa topik juga perlu untuk digali lebih jauh. Karena beberapa topik dibahas secara singkat seperti peran teknologi digital dalam pemasaran produk UMKM.
Sejumlah bagian juga masih terasa lebih banyak fokus disajikan terkait pada program pemerintah. Peran swasta dan masyarakat dalam pengembangan UMKM dan koperasi menjadi kurang terekspos.
Beberapa saran perbaikan untuk edisi selanjutnya mencakup perlunya narasi untuk menambahkan pendalaman pada topik-topik yang relevan.
Misalnya, buku ini dapat membahas lebih detail tentang strategi pemasaran digital, manajemen keuangan, dan inovasi produk bagi UMKM dan koperasi.
Disarankan pula ada bagian yang memberikan evaluasi kritis yang lebih mendalam terhadap program yang dibahas.
Buku ini dapat menyajikan data dan informasi yang lebih lengkap tentang dampak program terhadap UMKM dan koperasi, serta tantangan dan kendala dalam implementasi program.
Selain penting juga untuk memberikan porsi yang lebih seimbang antara peran pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Lebih jauh, buku ini dapat menampilkan contoh kasus kolaborasi yang sukses antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam pengembangan UMKM dan koperasi.
Dengan memperhatikan kekurangan dan saran perbaikan tersebut, diharapkan buku ini dapat menjadi referensi yang lebih komprehensif dan bermanfaat bagi para pembaca.
Dan di luar kelebihan dan kekurangannya itu pula, membaca buku yang merupakan seri ke-7 dari 7 Buku Serial Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UKM itu seperti membaca dua buku dalam satu kemasan.
Sebuah ide yang menarik, sebab meskipun terbagi dua bagian namun masih memiliki garis ide yang sejalan yakni bahwa duo BLU yakni LPDB KUMKM dan SMESCO sudah saatnya menjadi turbocharger bagi pertumbuhan koperasi dan UMKM di Indonesia.
Copyright © ANTARA 2024