Malang (ANTARA News) - Peserta tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) atau tes tulis di Malang, Jawa Timur, sebelum memasuki ruangan tes diperiksa dengan menggunakan "metal detector".

Bagian publikasi panitia lokal (panlok) Malang Susantinah Rahayu, Selasa, mengakui pengawasan tes SBMPTN tahun ini memang lebih ketat dari tahun-tahun sebelumnya. Setelah peserta lolos administrasi, peserta hanya diperkenankan membawa alat tulis saja ketika memasuki ruangan ujian.

"Selain itu, setiap 10 orang peserta tes diawasi oleh seorang pengawas atau rasio pengawas 1 banding 10. Pengawas yang diturunkan pada saat pelaksanaan tes SBMPTN sebanyak 3.280 orang dan kalau ditemukan kecurangan, kami akan membawa mereka ke kantor pusat pelaksana SBMPTN di Widyaloka," tegasnya.

Kepala Humas Universitas Brawijaya (UB) itu berharap seluruh peserta SBMPTN tepat waktu, sebab akan memengaruhi penilaian peserta saat ujian. Pengawas akan mencatat seluruh kejadian pada saat ujian berlangsung, seperti keterlambatan, tak membawa persyaratan administrasi, bahkan alasan sepele pergi ke kamar kecil.

Menurut Susantinah yang akrab dipanggil Santi itu ujian diwajibkan berjalan tepat waktu dan apapun yang terjadi pada saat ujian, pengerjaan soal harus berjalan. Oleh karena itu, tidak ada dispensasi waktu bagi para peserta yang terlambat, peserta yang terlambat lebih dari satu jam, tidak diperbolehkan masuk karena khawatir menganggu ujian.

Tes SBMPTN dimulai pukul 07.00 WIB untuk kelompok ujian Sains dan Teknologi dan Campuran, sedangkan kelompok ujian Sosial Humaniora dimulai pukul 09.45 WIB.

Menurut Santi, pengawasan yang cukup ketat tersebut juga sebagai antisipasi adanya joki. Selain pengawasan ketat, setiap peserta yang masuk dalam ruangan ujian juga diperiksa secara detail tanda peserta ujian dan surat keterangan hasil ujian (SKHU) yang sudah dilegalisasi dari sekolah.

Kedua syarat tersebut wajib di bawa peserta karena untuk mencocokkan foto yang ada di kartu peserta, SKHU dengan foto dan data lain yang diserahkan pada panitia. Dengan dua persyaratan itu, diharapkan ruang gerak joki akan mudah terdeteksi.

Jumlah peserta SBMPTN di tiga perguruan tinggi negeri (PTN) di Malang, yakni Universitas Brawijaya (UB), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) dan Universitas Negeri Malang (UM) sebanyak 32.809 orang.

Pada saat pelaksanaan tes SBMPTN, calon mahasiswa yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau jalur undangan juga melakukan regristrasi ulang. Calon mahasiswa yang diterima melalui jalur SNMPTN di tiga PTN di Malang itu sebanyak 11.809 orang.







Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014