Gen Z sendiri memiliki kemampuan dan IQ-nya di atas rata-rata yang dipengaruhi karena mudahnya akses informasi yang mereka dapatkan
Ambon (ANTARA) - Spesialis Kesehatan Jiwa (SpKJ) Maluku dr Sherly Yakobus mengemukakan bahwa perusahaan yang adaptif dengan teknologi dapat mengurangi risiko gangguan mental pada pekerja Gen Z atau mereka yang lahir antara 1997-2012.
"Gen Z ini perubahan zamannya kelihatan sekali apalagi jika kita melihat dari segi pengetahuan digital yang mereka kuasai ini menjadi pembeda tersendiri antara Gen Z dengan generasi sebelumnya," katanya di Ambon, Sabtu.
Baca juga: Pertamina-ITS edukasi Gen Z seimbangkan ambisi dan kesehatan mental
Menurutnya, dalam fenomena sosial yang saat ini marak terjadi, Gen Z telah menempati beragam profesi dan jabatan strategis bahkan tak sulit menemukan Gen Z bekerja di berbagai perusahaan.
Namun, Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Maluku ini mengakui bahwa kaum Gen Z merupakan kaum yang rentan terkena gangguan mental yang dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk di dalamnya pola asuh, lingkungan dan kemajuan zaman itu sendiri.
"Gen Z ini banyak dipengaruhi oleh hal-hal tersebut, sehingga ketika mereka beranjak dewasa lalu terjun ke dunia kerja, mentalnya pun jadi mudah terpengaruh. Seseorang dengan gangguan mental tidak semata-mata ada begitu saja, tapi banyak faktor lain yang menunjang," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia, perusahaan yang mempekerjakan Gen Z juga harus adaptif dengan perkembangan teknologi yang dikuasai oleh Gen Z. Agar tanggung jawab kerja mereka tidak menjadi beban tersendiri.
Baca juga: Gen Z berharap calon pemimpin daerah lebih perhatikan isu pendidikan
"Belum lagi informasi yang mudah diperoleh oleh Gen Z yang tentu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta kepribadian Gen Z itu sendiri. Sehingga kalau dilihat, Gen Z di tempat kerja mau enaknya saja, nyamannya saja, suka-suka bahkan kadang tidak melihat regulasi peraturan yang ada," katanya menjelaskan.
Disamping itu, kata Sherly, Gen Z sendiri memiliki kemampuan dan IQ-nya di atas rata-rata yang dipengaruhi karena mudahnya akses informasi yang mereka dapatkan.
"Namun kepintaran mereka semua bergantung pada lingkungan bermain, apakah positif atau negatif. Karena kepribadian atau sifat seseorang yang sudah terbentuk itu sangat sulit untuk diubah. Sekarang tinggal lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Makanya kalau ada Gen Z mengalami gangguan mental karena pekerjaan, maka sebenarnya yang perlu untuk diperbaiki adalah instansi atau perusahaannya untuk lebih dinamis mengikuti perkembangan zaman," tuturnya.
Baca juga: Pengamat: Program Pramono-Rano sudah tepat bantu Gen Z tak kena PHK
Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024