Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta mengingatkan soal Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang damai tanpa ujaran kebencian dari setiap peserta Pilkada ataupun masyarakat.

"Tentu acara yang dilaksanakan oleh Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sinode Wilayah Jawa Barat ini menjadi partisipasi warga Jakarta, kelompok gereja, terhadap pelaksanaan Pilkada yang damai, tanpa adanya ujaran kebencian satu sama lain," kata Koordinator Divisi Pencegahan dan Partisipasi Masyarakat Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) DKI Jakarta Burhanuddin.

Dalam diskusi bertajuk "Pilkada Asyik, Pilkada Penting" di kawasan Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat, Sabtu, dia menyampaikan terkait pemetaan kerawanan pada Pilkada 2024 menyangkut hal-hal yang dilarang selama masa kampanye hingga pemungutan suara.

"Saya tadi menyampaikan beberapa hal terkait dengan apa-apa saja yang dilarang dalam pelaksanaan kampanye oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, tim kampanye atau relawan ataupun kepada setiap orang," ujar Burhanuddin.

Selain itu, dia juga menegaskan bahwa Pilkada Jakarta 2024 harus terus dalam kondisi yang damai, tidak ada isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA), tidak ada penyebaran berita bohong (hoaks) ataupun saling menyerang satu sama lain.

Baca juga: Belum ada temuan pelanggaran selama kampanye Pilkada DKI Jakarta
Sekretaris 1 GKI Sinode Wilayah Jawa Barat Darwin Darmawan dalam talkshow bertajuk "Pilkada Asyik, Pilkada Penting" di kawasan Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat, Sabtu (12/10/2024). (ANTARA/Siti Nurhaliza)
"Jadi selama masa kampanye sampai 23 November nanti, paslon sudah seharusnya menyampaikan segala visi, misi, program yang akan dibuat sebagaimana sudah diserahkan sebelumnya ke KPU DKI, jangan melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan dalam aturan," katanya.

Kepala Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Hubungan Masyarakat KPU DKI Jakarta Astri Megatari yang juga menjadi pembicara memberikan paparan terkait cara menjadi pemilih yang cerdas dan tahapan pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.

"Pemilih yang cerdas adalah mereka yang memiliki kesadaran, memilih dengan sikap kritis, yaitu memahami hak konstitusional sebagai warga negara," kata Astri.

Astri menegaskan bahwa pemilih yang cerdas akan memahami dan mencari tahu tentang informasi calon yang ada dan mencermati visi, misi serta program kerja para kandidat.

"Jadilah pemilih yang cerdas, anti politik uang, tidak terpancing politik identitas dan isu SARA. Teman-teman GKI ini juga menjadi masyarakat, dimana menjadi elemen penting dalam pelaksanaan Pilkada," kata Astri.
Baca juga: GKI Sinode Jawa Barat komitmen wujudkan pilkada asik dan penting
Doa bersama dari lintas agama sebagai seruan "Pilkada Asyik, Pilkada Penting" di kawasan Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat, Sabtu (12/10/2024). ANTARA/Siti Nurhaliza

Menurut Astri, KPU hanya sebagai pihak penyelenggara yang bertugas memberikan sarana kepada masyarakat untuk memilih pemimpin ke depan.

Namun, masyarakat tetap menjadi elemen utama dalam mendukung dan menyosialisasikan Pilkada ini dengan memberikan pesan dan kesan agar Pilkada tetap terjaga konduktivitasnya.

"Seruan untuk Pilkada dari para pemuka agama ini sebagai upaya mewujudkan Pilkada yang riang gembira, bisa diikuti seluruh lapisan masyarakat dan seluruh elemen masyarakat dari berbagai suku, ras, agama. Jadi kita ciptakan Pilkada yang asik, aman, damai dan kondusif," kata Astri.

Astri juga menyosialisasikan cara mengecek daftar pemilih tetap (DPT) sekaligus melakukan simulasi ke salah satu peserta acara.

GKI Sinode Wilayah Jawa Barat berkomitmen mewujudkan Pilkada Jakarta yang asik dan penting demi kemajuan Jakarta ke depan.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024