Jakarta (ANTARA) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Noumea bekerja sama dengan Asosiasi Pusat Kesenian dan Kerajinan Xârâcùù (CAAX) dan Pemerintah Kota Canala, Kaledonia Baru, menggelar pelatihan kerajinan tangan berbahan bambu yang berlangsung pada 9-18 Oktober.

Pelatihan capacity building tersebut merupakan program rutin KJRI Noumea dan diharapkan dapat menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan bambu, sehingga para peserta dapat menciptakan produk berkualitas seperti sofa, meja, dekorasi yang memiliki nilai fungsional dan ekonomi.

Melalui siaran pers KJRI Noumea di Jakarta, Sabtu, disebutkan bahwa pelatihan tersebut juga dimanfaatkan untuk mengajarkan pengolahan produk alam, seperti umbi-umbian, buah-buahan dan sayuran, terutama kepada kaum perempuan di daerah tersebut.

Materi pelatihan disampaikan oleh dosen Akademi Seni Rupa dan Desain AKSERI, Yogyakarta, sekaligus penulis buku "Finishing Kayu dengan Teknik Semprot", FX Supriyono, yang juga pernah memberikan materi serupa di sejumlah kota lainnya di Kaledonia Baru.

Selain Kota Canala, Pulau Maré di Kaledonia Baru juga berkesempatan mengikuti pelatihan singkat pengolahan kelapa selama lima hari pada 19-24 Oktober.

Sebelumnya pada 2023 KJRI Noumea juga menyelenggarakan pelatihan pengolahan makanan berbahan dasar singkong di Kota Voh bekerja sama dengan Pusat Kebudayaan setempat dan Pemerintah Provinsi Utara.

Kaledonia Baru merupakan teritorial Prancis di Pasifik beriklim tropis yang memiliki banyak sumber daya alam, namun warga di sana masih belum memanfaatkannya dengan baik.

Oleh karena itu, Konjen RI Noumea menegaskan bahwa pelatihan seperti itu diharapkan dapat memperkuat keterampilan masyarakat lokal sekaligus mempererat hubungan antara Indonesia dan Kaledonia Baru melalui kerja sama budaya dan ekonomi.

Baca juga: KJRI Noumea adakan pelatihan mengolah singkong di Kaledonia Baru
Baca juga: Diaspora rayakan 128 tahun kedatangan orang Jawa di Kaledonia Baru
Baca juga: Tsunami kecil akibat gempa M7,7 Kaledonia Baru tak dampak ke Indonesia

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024