Penguatan pemberian pelayanan kanker di Indonesia juga tidak terlepas dari program pemerintah dalam mengembangkan medical tourism
Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin) mengadakan lokakarya “The Role of Internist in Cancer Management" (ROICAM), 11 guna mewadahi kolaborasi antardisiplin ilmu dan menerapkan layanan kanker yang nyata dengan berorientasi pada keselamatan pasien.

Pelaksana kegiatan ROICAM 11 dr Ikhwan Rinaldi di Jakarta Sabtu mengatakan, acara tersebut juga menyoroti peran penting dokter spesialis penyakit dalam dan fellow onkologi dokter penyakit dalam (IFO) perihal penanganan kanker di Indonesia.

Menurut Ikhwan, keterlibatan mereka pada pelayanan kanker ini semakin diperlukan, terutama sejak Kementerian Kesehatan meluncurkan program transformasi pelayanan rujukan, yang salah satunya adalah jejaring pengampuan pelayanan kanker sebagai bagian dari layanan unggulan.

"Penguatan pemberian pelayanan kanker di Indonesia juga tidak terlepas dari program pemerintah dalam mengembangkan medical tourism. Melalui program ini, pelayanan kanker di Indonesia dapat dilakukan mulai dari penegakan diagnosis sampai dengan tatalaksana komprehensif hingga paliatif," dia menambahkan.

Dia menilai, wisata kesehatan pelayanan medis perlu didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas serta teknologi canggih yang tidak kalah dengan pelayanan luar negeri. Oleh karena itu, dia menyebut perlunya dukungan dari pemerintah serta koordinasi dengan kementerian terkait.

Terkait teknologi, dia menambahkan, tak lama lagi zaman memasuki era kedokteran presisi berbasis genomik dan kecerdasan buatan, yang dapat membantu menciptakan tatalaksana kanker yang lebih amat, tepat, efektif, dan efisien.

Ikhwan menyebutkan, selain simposium, temu para ahli yang melibatkan pembicara-pembicara terbaik di bidangnya baik dari dalam maupun luar negeri, ada juga seminar awam untuk edukasi kepada masyarakat, berbagai kompetisi dengan topik penanganan kanker, dan rangkaian lokakarya terkait persiapan dan pemberian terapi sistemik.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pertimbangan Perhompedin dr Arry Harryanto Reksodiputro menyebutkan bahwa kanker adalah penyakit yang amat kompleks, sehingga para ahli pengobatan kanker di negara maju memutuskan bahwa kanker harus ditangani oleh tim multidisiplin.

"Umumnya penderita kanker tidak dapat disembuhkan, hasil pengobatan sebagian besar hanya bebas penyakit lama. Harga obat kanker semakin mahal. Jika tidak dipertimbangkan secara hati-hati, pengobatan kanker dapat menyebabkan pasien mengalami kemiskinan," kata Arry.

Oleh karena itu, dia menilai bahwa pengobatan kanker harus tepat guna, berhasil guna, dan mengikuti prinsip farmakoekonomik.

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024