Bandarlampung (ANTARA) - Ketua Umum Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) Sudibyo Alimoeso mengatakan bahwa upaya perbaikan sanitasi dan rumah layak huni harus menyasar keluarga berisiko stunting guna mempercepat penanganannya.
 
"Sanitasi, rumah layak huni dan lingkungan yang sehat, sangat berpengaruh kepada kesehatan keluarga terutama dalam pencegahan stunting. Karena masuk dalam pendekatan sensitif penangan stunting," ujar Sudibyo Alimoeso di Bandarlampung, Sabtu.
 
Ia mengatakan sanitasi yang bersih, dan rumah layak huni sangat mempengaruhi kualitas kehidupan keluarga. Sebab bila sanitasi buruk akan mengakibatkan berbagai penyakit infeksi yang bisa membuat anak mengalami stunting, karena gizi tidak terserap secara baik oleh tubuh anak.
 
"Oleh karena itu perbaikan terhadap sanitasi yang buruk, jamban tidak layak, dan rumah yang tidak layak huni itu, seharusnya dikhususkan kepada keluarga berisiko stunting. Dan sasarannya mudah-mudahan tidak meleset serta memang di peruntukkan bagi mereka yang berisiko stunting, karena ini faktor pencetus terjadinya stunting," katanya.
 
Dia menjelaskan berdasarkan data BKKBN jumlah keluarga berisiko stunting secara nasional sudah turun menjadi 8 juta orang dari sebelumnya 12 juta orang.
"Di Lampung pasti ada juga yang masih masuk kategori berisiko stunting, ataupun ada yang sudah tidak menjadi keluarga berisiko stunting di sini karena di intervensi. Dan jumlah 8 juta orang ini harus mendapat akses sanitasi layak agar semakin banyak keluarga yang sehat," ucap dia.
 
Ia melanjutkan selama beberapa tahun terakhir BKKBN pun telah menjalin kerjasama dengan Kementerian PUPR, dalam penggunaan data keluarga berisiko stunting sebagai dasar perbaikan sanitasi serta rumah layak huni.
 
"Dengan adanya perencanaan program perbaikan sanitasi berdasarkan data tersebut, diharapkan membantu mencegah stunting dari segi penyediaan lingkungan yang bersih serta sehat bagi keluarga berisiko stunting," tambahnya.

Baca juga: BKKBN: Pendekatan sensitif langkah cegah kasus stunting baru
Baca juga: BKKBN: Program makan bergizi gratis tambah gizi anak cegah stunting

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024