Jakarta (ANTARA) - Sinemaku Pictures kembali merilis film drama terbarunya berjudul "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" garapan Sutradara Reka Wijaya dan akan tayang di bioskop Indonesia mulai 17 Oktober 2024.
 
Saat penayangan perdananya di XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis (10/10) kemarin, "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" mengisahkan perjalanan Tari (Prilly Latuconsina) yang terjebak di lingkungan keluarga "toxic".
Potongan adegan di film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis". (ANTARA/Tangkapan layar YouTube/Sinemaku Pictures)
 
Sang ayah (Surya Saputra) sering melakukan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) terhadap ibunya, sementara sang ibu (Dominique Sanda) enggan keluar dari situasi tersebut. Berkali-kali Tari mengajak sang ibu pergi, tetapi ibunya tetap memilih tinggal bersama ayahnya dan mengabaikan perasaannya sendiri.
 
Di tengah trauma, luka, dan tekanan yang dialaminya, Tari bertemu dengan rekan kerja sekaligus sahabatnya, Baskara (Dikta Wicaksono). Bersama Baskara dan orang-orang terdekatnya, Tari mencoba bertahan dari semua trauma yang dialaminya.
 
Akankah Tari berhasil menyembuhkan traumanya? Lalu, bagaimana kisah mereka selanjutnya?

Baca juga: "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" siap tayang pada 17 Oktober 2024
 
Membahas isu kesehatan mental
 
Secara garis besar, "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" membahas isu kesehatan mental yang saat ini sudah banyak diperbincangkan masyarakat.
 
Meski sudah banyak masyarakat yang mengetahui tentang pentingnya masalah kesehatan mental, nyatanya tidak sedikit dari mereka yang masih beranggapan bahwa kesehatan mental adalah hal terlarang dan tabu untuk dibicarakan.
 
Melalui film tersebut, Prilly Latuconsina selaku pemeran utama sekaligus produser eksekutif ingin mengajak masyarakat untuk lebih mengerti pentingnya menjaga kesehatan mental. Terutama bagi generasi muda Indonesia yang kerap mendapat perlakuan tidak adil dari generasi yang lebih senior, termasuk keluarga terdekat mereka.

Baca juga: Surya Saputra sebut bercerita baik untuk melepaskan emosi
 
Potongan adegan di film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis". (ANTARA/Tangkapan layar YouTube/Sinemaku Pictures)
 
Perjalanan Tari untuk berdamai dengan traumanya sedikit banyak dapat menjadi contoh baik bagi penonton. Mulai dari cara menyikapi masalah hingga mengatasinya dengan bantuan psikolog atau ahli.
 
Salah satu hal menarik dalam film tersebut adalah pembahasan mengenai support group atau grup yang dibuat untuk saling bercerita.
 
Grup tersebut akan mempertemukan beberapa orang untuk menceritakan masalah atau hal yang mengganjal di benak mereka guna melegakan hati mereka, tentunya dengan pendampingan dari psikolog maupun ahli yang telah tesertifikasi.
 
Saat ini, belum banyak orang yang melakukan atau terlibat dalam support group seperti itu. Ke depannya, Prilly dan tim produksi "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" berharap support group seperti itu lebih banyak diadakan di Indonesia.

Baca juga: Prilly Latuconsina : Kesehatan mental harus kita jaga
 
Hadirkan cerita yang dekat dengan masyarakat
 
Selain isu kesehatan mental, ada banyak cerita yang cukup dekat dengan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Misalnya, tekanan pekerjaan atau melakukan pekerjaan di luar tanggung jawab mereka.
 
Ada juga kisah yang melibatkan keluarga dan mungkin banyak dialami oleh masyarakat. Sayangnya, ada beberapa adegan yang dikemas "terlalu loncat" dan menimbulkan sejumlah pertanyaan di benak penonton.
 
Penonton juga harus siap dengan kelamnya kisah para tokoh di film tersebut. Untuk beberapa alasan, ada beberapa adegan yang dapat menimbulkan "triggering" dan dimohon kebijaksanaan penonton sebelum menonton "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis".
 
Meski demikian, "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" mengusung tema cerita menarik dan berbeda dari tema film Indonesia mainstream lainnya. Jika ingin menyaksikan sesuatu yang berbeda, maka film tersebut dapat menjadi salah satu referensi tontonan yang menarik.

Baca juga: Tokoh-tokoh dalam film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" diperkenalkan
 
Pentingnya dukungan keluarga
 
Selain membahas kesehatan mental dan masalah keluarga, "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" juga menekankan pentingnya dukungan dari keluarga maupun orang terdekat.
Potongan adegan di film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis". (ANTARA/Tangkapan layar YouTube/Sinemaku Pictures)
 
Oleh karena itu, jika ada permasalahan yang dialami masing-masing, termasuk masalah kesehatan mental, sebaiknya ceritakan dengan keluarga maupun orang terdekat untuk mencari solusi bersama.
 
"Kesehatan mental ini setiap kali harus kita jaga, dan bukan sesuatu yang nggak nyaman untuk dibicarakan," kata Prilly dalam wawancaranya pada Kamis (10/10) kemarin.
 
Secara keseluruhan, film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" layak untuk ditonton bagi penonton yang ingin mencari hiburan segar di tengah monotonnya tema film Indonesia saat ini.
 
"Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" dibintangi oleh Prilly Latuconsina, Dikta Wicaksono, Surya Saputra, Dominique Sanda, Widi Mulia, dan deretan aktor serta aktris lainnya.
 
Nantikan penayangan "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" mulai tanggal 17 Oktober 2024 di bioskop seluruh Indonesia.

Baca juga: Sinemaku Pictures akan rilis tiga film baru di tahun 2024

Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024