Sang ayah (Surya Saputra) sering melakukan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) terhadap ibunya, sementara sang ibu (Dominique Sanda) enggan keluar dari situasi tersebut. Berkali-kali Tari mengajak sang ibu pergi, tetapi ibunya tetap memilih tinggal bersama ayahnya dan mengabaikan perasaannya sendiri.
Di tengah trauma, luka, dan tekanan yang dialaminya, Tari bertemu dengan rekan kerja sekaligus sahabatnya, Baskara (Dikta Wicaksono). Bersama Baskara dan orang-orang terdekatnya, Tari mencoba bertahan dari semua trauma yang dialaminya.
Baca juga: "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" siap tayang pada 17 Oktober 2024
Membahas isu kesehatan mental
Secara garis besar, "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" membahas isu kesehatan mental yang saat ini sudah banyak diperbincangkan masyarakat.
Meski sudah banyak masyarakat yang mengetahui tentang pentingnya masalah kesehatan mental, nyatanya tidak sedikit dari mereka yang masih beranggapan bahwa kesehatan mental adalah hal terlarang dan tabu untuk dibicarakan.
Baca juga: Surya Saputra sebut bercerita baik untuk melepaskan emosi
Perjalanan Tari untuk berdamai dengan traumanya sedikit banyak dapat menjadi contoh baik bagi penonton. Mulai dari cara menyikapi masalah hingga mengatasinya dengan bantuan psikolog atau ahli.
Salah satu hal menarik dalam film tersebut adalah pembahasan mengenai support group atau grup yang dibuat untuk saling bercerita.
Grup tersebut akan mempertemukan beberapa orang untuk menceritakan masalah atau hal yang mengganjal di benak mereka guna melegakan hati mereka, tentunya dengan pendampingan dari psikolog maupun ahli yang telah tesertifikasi.
Baca juga: Prilly Latuconsina : Kesehatan mental harus kita jaga
Hadirkan cerita yang dekat dengan masyarakat
Selain isu kesehatan mental, ada banyak cerita yang cukup dekat dengan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Misalnya, tekanan pekerjaan atau melakukan pekerjaan di luar tanggung jawab mereka.
Ada juga kisah yang melibatkan keluarga dan mungkin banyak dialami oleh masyarakat. Sayangnya, ada beberapa adegan yang dikemas "terlalu loncat" dan menimbulkan sejumlah pertanyaan di benak penonton.
Penonton juga harus siap dengan kelamnya kisah para tokoh di film tersebut. Untuk beberapa alasan, ada beberapa adegan yang dapat menimbulkan "triggering" dan dimohon kebijaksanaan penonton sebelum menonton "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis".
Baca juga: Tokoh-tokoh dalam film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" diperkenalkan
Pentingnya dukungan keluarga
Oleh karena itu, jika ada permasalahan yang dialami masing-masing, termasuk masalah kesehatan mental, sebaiknya ceritakan dengan keluarga maupun orang terdekat untuk mencari solusi bersama.
"Kesehatan mental ini setiap kali harus kita jaga, dan bukan sesuatu yang nggak nyaman untuk dibicarakan," kata Prilly dalam wawancaranya pada Kamis (10/10) kemarin.
Secara keseluruhan, film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" layak untuk ditonton bagi penonton yang ingin mencari hiburan segar di tengah monotonnya tema film Indonesia saat ini.
"Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" dibintangi oleh Prilly Latuconsina, Dikta Wicaksono, Surya Saputra, Dominique Sanda, Widi Mulia, dan deretan aktor serta aktris lainnya.
Baca juga: Sinemaku Pictures akan rilis tiga film baru di tahun 2024
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024