Jakarta (ANTARA) -
Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) melakukan sosialisasi program pemberdayaan melalui Sekolah Bisnis Pesantren (SBP) guna menciptakan kemandirian serta menumbuhkan semangat entrepreneur di lingkungan pesantren.
 
Dalam rilis yang disiarkan oleh pihaknya di Jakarta pada Jumat, program kolaborasi SEP, bersama Danone Indonesia, RMI, PCNU, Hebitren, dan mitra lainnya ini diharapkan dapat menjawab tantangan di masa depan, dengan melahirkan santripreneur atau santri yang bisa menjadi pengusaha-pengusaha muda Muslim yang dapat memperkuat perekonomian dengan berbasis pesantren.
 
"Harapannya bukan hanya pondok pesantren yang bangkit secara ekonomi, tetapi para santri pun tumbuh semangat menjadi entrepreneur-entrepreneur Muslim atau pengusaha Muslim sehingga mampu menyokong perjuangan para kiai dan pondok pesantren dalam bidang dakwah dan pengajaran," jelas Ketua Serikat Ekonomi Pesantren Ustadz Ahmad Tazakka Bonanza.
 
Selain itu, ia berharap SBP dapat diikuti oleh 210 pondok pesantren yang ada di beberapa wilayah Jawa Barat (Bogor, Cianjur, Sukabumi), Yogyakarta dan Pasuruan. Program tersebut akan menyasar hingga 58 ribu santri guna memberikan dampak positif di lingkungan mereka.
   
Sebagai informasi, kegiatan teranyar sekolah bisnis tersebut dilakukan di kantor Lembaga Pendidikan Nahdlatul Ulama (LPNU) Pohjentrek, Pasuruan, Jawa Timur bersama dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Pasuruan.
 
Sosialisasi SBP tersebut dihadiri oleh 20 pondok pesantren yang berasal dari Kabupaten Pasuruan dan dihadiri secara daring oleh belasan pesantren lainnya.
 
"PR kita memperkuat ekonomi di pondok pesantren untuk memperkuat dan berstrategi menghadapi tantangan zaman yang lebih berat lagi," imbuhnya.
 
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Cabang NU Pasuruan KH Imron Mutamakkin mengatakan pondok pesantren mengajarkan agar santri mempunyai harga diri, akhlak yang baik, bertanggung jawab dan mandiri serta tidak bergantung kepada orang lain. Dia berharap program SBP ini akan membantu santri agar lebih mapan lagi.
 
"Target santri mondok adalah ilmu untuk memperbaiki akhlak dan karakter," ujar KH Imron Mutamakkin.
 

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024