Saya tak melihat peran bagi NATO di Irak, tapi tentu saja kami akan mengikuti situasi secara seksama dan mendesak semua pihak yang terlibat agar menghentikan kerusuhan.
Ankara (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Anders Fogh Rasmussen, dijadwalkan mengunjungi Turki pada Senin untuk mengadakan pembicaraan mengenai puluhan warga negara Turki yang disandera di Irak, kata Kementerian Luar Negeri Turki di dalam satu pernyataan.
"Kami mendesak para penyandera agar membebaskan sandera mereka secepatnya. Tak ada yang bisa membenarkan aksi kriminal ini," kata Rasmussen dalam satu konferensi di Madrid pada Kamis pagi (12/6).
"Saya tak melihat peran bagi NATO di Irak, tapi tentu saja kami akan mengikuti situasi secara seksama dan mendesak semua pihak yang terlibat agar menghentikan kerusuhan," Rasmussen menambahkan.
Selama kunjungannya ke Ankara pada Senin, Rasmussen dijadwalkan bertemu dengan Presiden Abdullah Gul dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mengenai masalah penyanderaan tersebut, kata kementerian itu, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Pada Rabu (11/6), sekelompok gerilyawan bersenjata dari Negara Islam di Irak dan Levant (ISIL) menguasai Konsulat Turki di Mosul, Irak Utara, dan menculik 49 warga negara Turki, termasuk beberapa diplomat, tentara dan anak-anak.
ISIL juga telah menyandera 31 warga negara Turki di satu pembangkit listrik di Wilayah Gyarah, Mosul.
Pada Selasa (10/6) dan Rabu, ISIL merebut Mosul dan Tikrit, ibu kota provinsi lain, dalam bentrokan barunya dengan pasukan pemerintah Irak.
Selain masalah sandera, Rasmussen juga dijadwalkan membahas persiapan bagi pertemuan tingkat tinggi mendatang NATO di Wales pada awal September.
(C003)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014