Surabaya (ANTARA News) - Kawasan pemukiman di beberapa daerah di Jawa Timur kini mulai rawan kriminalitas pada pertengahan Ramadan 1427 H terhitung mulai 28 September hingga 5 Oktober. "Menjelang pertengahan Ramadan, angka kriminalitas mulai naik dengan lokasi paling rawan adalah kawasan pemukiman," ujar Kasubbid Publikasi Bidang Humas Polda Jatim AKBP Drs Suhartoyo di Surabaya, Sabtu. Ia menjelaskan indeks kriminalitas mendekati pertengahan Ramadan naik dari 27 kasus menjadi 37 kasus. "Kasus curanmor (pencurian kendaraan bermotor) naik dari delapan kasus menjadi 12 kasus dengan 11 sepeda motor dan sebuah mobil raib dalam sepekan (28 September-5 Oktober)," paparnya. Menurut dia, lokasi kejadian dari 37 kasus itu memang tertinggi di kawasan pemukiman yang mencapai 21 kasUs, kemudian di jalan umum hanya delapan kasus dan perkantoran satu kasus, sedangkan di pertokoan justru nihil. "Kalau melihat waktu kejadian juga menunjukkan pukul 18.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB banyak terjadi curanmor. Artinya, masyarakat kurang hati-hati dalam menyimpan kendaraan saat ditinggal tarawih," tegasnya. Sementara itu, kasus curas (pencurian dengan kekerasan) juga naik dari dua kasus menjadi delapan kasus, sedangkan curat (pencurian dengan pemberatan) naik dari empat kasus menjadi lima kasus. "Untuk daerah rawan kriminalitas adalah wilayah Besuki, Malang, Bojonegoro, dan Polwiltabes Surabaya, sedangkan curanmor paling banyak terjadi di wilayah Besuki dan Surabaya," ungkapnya. Untuk angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas), katanya, justru menurun dari 11 kasus menjadi 10 kasus selama sepekan dengan korban meninggal dunia enam jiwa, korban luka berat tiga jiwa, dan korban luka ringan 11 jiwa. "Tapi, data kecelakaan lalu lintas secara total di Polda Jatim cenderung meningkat pada tahun 2006 dibanding data tahun 2005 yakni 1.336 kasus kecelakaan pada 2005 dan tahun 2006 hingga Agustus sudah mencapai 4.731 kasus kecelakaan," tuturnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006