Selain sebagai rasa syukur kepada Sang Pencipta, sedekah bumi ini juga merupakan wujud dalam pelestarian budaya yang sudah dilakukan turun-temurun
Temanggung (ANTARA) - Masyarakat di Desa Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menggelar tradisi sedekah bumi, dimulai dengan melakukan kirab gunungan hasil bumi dan tumpeng.

Kepala Desa Kledung Samali di Temanggung, Jumat, mengatakan, selain sebagai ucapan rasa syukur, tradisi sedekah bumi sebagai bentuk kebersamaan kepada sesama dengan memberikan sedekah berupa makanan.

Baca juga: Pemkab Kuningan jadikan tradisi sedekah bumi sebagai daya tarik wisata

"Selain sebagai rasa syukur kepada Sang Pencipta, sedekah bumi ini juga merupakan wujud dalam pelestarian budaya yang sudah dilakukan turun-temurun, dengan harapan menjauhkan musibah bagi desa dan masyarakatnya," katanya.

Di sisi lain, ia mengharapkan, dengan melestarikan tradisi ini dapat mendukung sektor pariwisata di desa tersebut.

Mengingat, Desa Kledung adalah salah satu desa wisata yang menyuguhkan keindahan alam di Temanggung.

"Untuk desa itu mudah-mudahan akan semakin maju dan banyak dikunjungi wisatawan dari luar Temanggung, karena di sini sudah ada wisata alam, seperti ada Embung Kledung, base camp, dan nanti akan dimulai wisata Cawang," katanya.

Baca juga: Bupati: Sedekah bumi wujud syukur masyarakat Kabupaten Rejang Lebong

Sesepuh Desa Kledung Ansori mengatakan masing- masing pedukuhan membuat satu gunungan hasil panen, seperti tomat, cabai, kentang, terong, sayur mayur dan buah-buahan.

"Kami sebagai warga merasa bangga karena yang pertama untuk sedekah bumi ini ungkapan terima kasih kepada Allah SWT, atas apa yang diberikan, seperti rezeki, kita habis panen dalam satu tahun diberikan panen yang melimpah dan harga jual bagus," katanya.

Menurut dia, sedekah desa atau sedekah bumi itu adalah tradisi kearifan lokal. Kegiatan ini juga upaya Pemerintah Desa Kledung menjaga budaya Jawa agar kelak bisa dinikmati anak cucu.

Baca juga: Merawat tradisi leluhur kirab jodang dan gunungan di Desa Krejengan

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024