Di tiap kota tidak ada rencana untuk PKL karena mereka selalu diusir sehingga semua kota harus memberi ruang bagi PKL,"Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden Joko Widodo menegaskan pedagang kaki lima harus diberi ruang untuk mengembangkan usahanya sehingga bisa memunculkan nilai tambah bagi produknya.
"Di tiap kota tidak ada rencana untuk PKL karena mereka selalu diusir sehingga semua kota harus memberi ruang bagi PKL," kata Jokowi di Jakarta, Minggu.
Hal itu diungkapkan Jokowi dalam acara debat capres dengan tema "Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial" di Hotel Grand Melia Jakarta, Minggu.
Pernyatan Jokowi itu menjawab pertanyaan moderator debat, Ahmad Erani Yustika, mengenai konsep ekonomi berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) yang diungkapkan capres nomor urut dua di awal debat.
Jokowi mengatakan selama dirinya menjadi Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, dirinya telah membuktikan upaya membangun pasar tradisional sebagai wujud membuka ruang bagi PKL.
"Pasar tradisional menjadi tempat PKL menjual produknya seperti tangkapan nelayan, pengrajin tempe dan tahu," ujarnya.
Dia menilai apabila hal kecil seperti itu diurus dengan baik dan manajemen di lapangan yang benar maka pembenahan bukan sekedar wacana.
Menurut dia, apabila ruang bagi PKL diberikan seperti pasar yang bersih, maka mereka dapat nilai tambah dari produk yang dijualnya.
"Mereka butuh bukti, dan apabila ruang diberikan maka mereka akan mendapat nilai tambah," ujarnya.
Pilpres 2014 diikuti dua pasangan capres-cawapres yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa didukung enam partai seperti Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PKS, PPP, dan PBB. Sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla didukung lima partai, seperti PDI Perjuangan, PKB, Partai Nasional Demokrat, Partai Hanura, dan PKP Indonesia. ***1***
(T.I028/
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014