Ini melibatkan manipulasi in vitro, pengeditan genom, dan bioteknologi untuk mempercepat pembiakan hewan dengan sifat unggul
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan pemanfaatan teknologi untuk membantu percepatan dan efisiensi pembiakan hewan ternak guna meningkatkan produksi pangan hewani.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Peternakan BRIN Suyatno menjelaskan sistem pembiakan hewan berbasis laboratorium merupakan pendekatan ilmiah yang digunakan untuk meningkatkan, mengontrol, atau mempercepat proses reproduksi hewan.

“Ini melibatkan manipulasi in vitro, pengeditan genom, dan bioteknologi untuk mempercepat pembiakan hewan dengan sifat unggul. Dilakukan pula teknik-teknik reproduksi pembantu, seperti teknologi produksi embrio yang dikembangkan di luar tubuh hewan,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Lebih lanjut Suyatno menjelaskan tentang teknik genome editing yang memungkinkan pembiakan hewan akan lebih cepat dan efisien. Menurutnya, teknik ini dapat menghasilkan sifat genetik baru yang tidak mungkin dicapai melalui pemuliaan konvensional, serta membantu mengurangi penderitaan hewan dengan memproduksi hewan yang tahan penyakit.

Baca juga: BRIN punya suplemen untuk meningkatkan produktivitas sapi potong

“Kekurangan dari penggunaan teknik genome editing ini antara lain belum sepenuhnya dipahami mengenai efek jangka panjang dari modifikasi genetik pada hewan dan lingkungan, dan lain-lain,” kata dia.

Selain itu ada aplikasi Assisted Reproduction Technology (ART) dan genetic engineering yang umum diterapkan untuk meningkatkan produksi ternak. Adapun metode ini meliputi Inseminasi Buatan (IB) dan sperm sexing atau teknologi untuk memproduksi ternak sesuai jenis kelamin yang diinginkan.

“Betina untuk produksi susu dan jantan lebih diutamakan untuk daging, ICSI atau pemanfaatan sperma dari pejantan unggul untuk menghasilkan embrio, bioteknik oocytes dan embrio, SCNT cloning, dan stem cell technology,” ujar Suyatno.

Baca juga: BRIN sarankan warga memvaksinasi hewan ternak untuk antisipasi antraks

Suyatno menjabarkan terdapat tiga aspek di bidang peternakan yang bisa dikaji untuk meningkatkan produksi pangan yaitu peningkatan mutu genetik, teknologi reproduksi, dan nutrisi.

Aspek peningkatan mutu genetik berfokus pada proses dengan sengaja mengawinkan organisme hidup. Pada aspek teknologi reproduksi mencakup sejumlah metode yakni inseminasi buatan, vertilasi in vitro (IVF), SCNT, dan transfer embrio.

"Hal ini digunakan untuk meningkatkan keberhasilan reproduksi dan mempercepat perbaikan genetik pada populasi ternak,” ucapnya.

Sedangkan aspek nutrisi berkaitan dengan mengembangkan pakan hewan yang lebih baik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas.

Baca juga: BRIN paparkan optimisme pakan lokal untuk ternak bisa mengglobal

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024